Ribuan Kantor Cabang Bank Tutup Imbas Digitalisasi, Masih Bisa Bertambah!

Ribuan Kantor Cabang Bank Tutup Imbas Digitalisasi, Masih Bisa Bertambah!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 30 Mei 2022 19:45 WIB
Petugas menghitung uang setoran tunai di Kantor Cabang Pembantu Bank BNI, Jakarta Pusat, Rabu (8/8/2012). File/detikFoto
Ribuan Kantor Cabang Bank Tutup Imbas Digitalisasi, Bisa Bertambah!/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Jumlah kantor cabang bank terus berkurang setiap tahun. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) periode Februari 2022 jumlah kantor bank sebanyak 28.350 unit dari 107 bank.

Untuk jumlah kantor ini menyusut 2.597 unit sejak 2019 yang mencapai 31.127 unit dari 110 bank. Kemudian pada 2020 jumlah kantor bank tercatat 30.733 unit dari 109 bank. Sedangkan pada 2021 jumlah kantor bank tercatat 29.999 unit dari 107 bank.

Jika dijabarkan untuk empat bank BUMN jumlah kantornya tercatat 14.595 unit atau turun 3.026 unit dari periode 2019 yang mencapai 17.261 unit kantor cabang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) tercatat 4.983 unit dari total 27 BPD. Lalu bank swasta tercatat 8.925 unit kantor cabang dari jumlah 68 unit bank pada periode Februari 2022. Angka ini turun 149 unit dibandingkan periode 2019 yang tercatat 9.074 unit dari 71 jumlah bank swasta.

Kalangan pengamat menyebut menyusutnya jumlah kantor cabang bank karena digitalisasi yang harus dihadapi oleh sektor perbankan. Bahkan tutupnya kantor cabang ini bisa terus terjadi ke depan.

ADVERTISEMENT

Sejalan dengan digitalisasi yang semakin masif. Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan dengan digitalisasi ini maka bank tak perlu mengeluarkan biaya terlalu besar untuk membuka kantor cabang.

Hal ini karena untuk membuka kantor cabang bank membutuhkan biaya yang sangat besar. "Tren ini akan terus berlanjut, sejalan dengan bermunculannya bisnis bank digital. Apalagi salah satu bank digital mengalami kenaikkan pendapatan bunga dan fee based income yang sangat cepat, padahal jumlah karyawan hanya 200 orang," jelas dia.

Jadi sekarang, investasi bank digital berubah menjadi investasi ke sistem keuangan digital dan kolaborasi antar pemain di ekosistem keuangan.

Bagaimana nasib pegawai? Cek halaman berikutnya.

Nasib Pegawai

Direktur CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan karyawan bank harus mengantisipasi ancaman ini. Mereka bisa mengasah kemampuan baru dan beralih ke pekerjaan lain jika digitalisasi makin masif.

"Tidak hanya di perbankan sebenarnya harus antisipasi. Mereka harus mempersiapkan diri agar tidak tergusur oleh kemajuan teknologi digital. Caranya adalah membekali diri, siap-siap untuk pekerjaan baru yang pasti akan terbentuk ketika digitalisasi dilakukan," jelasnya.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan tidak semua bank punya program persiapan pensiun dini. Ada juga yang pemberitahuan PHK terhadap karyawan dilakukan mendadak dengan berbagai alasan.

Bhima menjelaskan jika eks karyawan bank punya kemampuan khusus dan mau belajar otodidak soal digital-risk management, atau psycometric credit scoring mungkin bisa beralih ke bank digital.

"Sekali lagi tidak semua karyawan yang di PHK berada dalam kategori high-skilled atau level manajerial ke atas dan punya skill khusus. Ada juga teller, satpam, hingga office boy yang kena efisiensi. Ujungnya Pemerintah tetap perlu memastikan, gelombang penutupan kantor cabang bank ini harus di mitigasi agar tidak berdampak ke lonjakan pengangguran baru," jelas dia.


Hide Ads