Parameter Ekonomi Global Berubah Dratis, Menkeu, BI dan OJK Harus Sering 'Duduk Bareng'

Parameter Ekonomi Global Berubah Dratis, Menkeu, BI dan OJK Harus Sering 'Duduk Bareng'

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 06 Jun 2022 13:03 WIB
Dua Kapal Tanker Saudi Diserang, Ekonomi Global Disebut Bisa Terganggu
Foto: ABC Australia

Deni menyarankan agar OJK tidak mudah terpukau dengan data BPS. Akan lebih baik apabila OJK membuat seluruh data sektor keuangan menjadi transparan dan real time. Mudah diakses publik dengan akurasi tinggi.

"Menciptakan unit wake up call khusus yang memantau secara seksama perubahan makroekonomi dunia saat ini yang berpotensi merusak sistem keuangan nasional," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga kredibel sekelas IMF saja memproyeksikan inflasi global pada 2022 mencapai 5,7% di negara maju, 8,7% untuk negara berkembang.

Selain itu, IMF memproyeksikan angka pertumbuhan 6,1% (2021), merosot menjadi 3,6% untuk 2022. Sedangkan untuk 2023, IMF proyeksikan perekonomian global hanya tumbuh 3,3%.

ADVERTISEMENT

Lembaga Think Tank Inggris, National Institute of Economic and Social Research (NIESR) mengkhawatirkan terjadinya resesi. Krisis biaya hidup ditambah tingginya inflasi, memperlambat ekonomi Inggris dalam setahun ini.

Bagaimana dengan China? Ternyata sama saja. Tahun ini defisit anggaran China diperkirakan mencapai 5,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2021, defisit China lebih rendah yakni 4,4% dari PDB.

Sedangkan suku bunga acuan di Indonesia, diproyeksikan 4,00 persen pada 2023, dan 4,25% pada 2024.

The Economist Intelligence Unit memperkirakan, The Fed akan menaikkan suku bunga 7 kali hingga mencapai 2,9 persen pada awal 2023.


(ang/ang)

Hide Ads