Jangan Kaget, Uang Koin Rupiah Nggak Laku di Kepulauan Anambas

ADVERTISEMENT

Tapal Batas

Jangan Kaget, Uang Koin Rupiah Nggak Laku di Kepulauan Anambas

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Minggu, 21 Agu 2022 12:11 WIB
Ilustrasi uang koin, uang logam, uang receh
Ilustrasi Uang Koin (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kadek Bonit Permadi)
Kepulauan Anambas -

Jika Anda berkunjung ke Tarempa, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Anambas, sebaiknya Anda membawa uang rupiah jenis kertas. Sebab, Anda akan terkejut bila pergi ke warung maupun pasar, uang koin yang Anda miliki ditolak oleh para pedagang. Kok bisa?

Salah satu Pemilik Toko Kelontong, Tjie Im mengungkapkan uang koin di Kepulauan Anambas tak lagi dipakai untuk jadi alat transaksi di warung dan toko. Hal ini sudah berlangsung lama dan menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat.

"Uang koin masyarakat nggak mau. Katanya susah disimpan. Kalau dibelanjakan, toko juga nggak mau ambil. Kadang jatuh di pelabuhan, jatuh di laut," ujarnya kepada Tim Tapal Batas detikcom beberapa waktu lalu.

Dia mengungkapkan kebiasaan seperti ini sudah jadi hal biasa bagi para penjual dan pembeli di Kepulauan Anambas. Sampai sekarang pun ia tidak lagi pernah menemukan uang koin beredar masuk di Kota Tarempa.

"Jadi kalau ada kembalian, orang nggak mau uang koin. Mendingan ambil permen. Permen ajalah katanya," tuturnya.

Menariknya, selain tidak memakai uang koin atau logam untuk transaksi, di Kepulauan Anambas ini harga-harga barang dibulatkan naik ke atas. Misal harga 1 barang Rp 1.500 menjadi Rp 2.000.

"Harganya bulat. Rp 2 ribu, Rp 3 ribu. Nggak ada yang harganya Rp 1.500. Tapi kalau kembali Rp 1.000 uang kertas, (pembeli tetap) mau," jelasnya.

Sementara itu, Pedagang Ikan Yusli Isman (62) juga mengungkapkan uang koin atau logam rupiah tidak lagi berlaku untuk membeli ikan meskipun nominalnya sama. Ia hanya menerima uang kertas untuk alat transaksi.

"Harga di sini genap. Nggak pakai uang logam. Karena kalau uang logam dia rumit. Kalau uang kertas masih laku. Anak-anak itu nggak mau (uang logam). Semua, dari pasar ke toko kelontong (nggak pakai uang logam)," jelasnya.

"Misal harganya Rp 35 ribu, nanti Rp 15 ribu dikembalikan. Harga Rp 21 ribu gitu nggak ada. Nggak ada uang kecil (logam) untuk dikembalikan. Uang kertas ada, tapi kalau koin nggak ada. Di sini orang nggak mau," sambungnya.

Kendati begitu, masyarakat di Kepulauan Anambas tetap bisa memanfaatkan uang koin atau logam tersebut untuk di tabung. Pasalnya, BRI sebagai bank yang peduli terhadap ekonomi kerakyatan di perbatasan maupun kepulauan tetap menerima uang koin.

Hal ini diungkapkan oleh Marketing Analis Mikro (Mantri BRI) Fremar Refel Welang. Menurutnya, nasabah BRI di Kepulauan Anambas masih bisa menukar uang koin tersebut ke bank, karena sampai saat ini uang tersebut secara undang-undang masih berlaku di Indonesia.

"Bank tetap terima semua uang," jelasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!



Simak Video "Uniknya Pasar Tarempa, Jual Ikan Tanpa Timbangan dan Harus Uang Kertas"
[Gambas:Video 20detik]
(akd/hns)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT