Bank digital di Indonesia saat ini memberikan suku bunga deposito dan tabungan yang besar. Sedangkan bank konvensional memberikan bunga yang rendah bahkan hampir menyentuh 0%.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan sebenarnya tak ada masalah dengan suku bunga yang tinggi di bank digital.
"Selama mereka transparan mengumumkan ke media, ke publik bahwa bunga yang mereka berikan itu tidak dijamin LPS," kata Purbaya dalam siaran pers, Selasa (27/9/2022).
Dia mengungkapkan, jika bank digital tidak mengumumkan maka akan dipanggil oleh LPS. "Kalau bank tidak mengumumkan, tidak menjelaskan kepada nasabah akan kami panggil," ujarnya.
Purbaya mengungkapkan nasabah yang memiliki dana lebih besar, bisa menyimpannya di beberapa bank digital. Sehingga, saat terjadi masalah tidak menyalahkan LPS.
"Jadi kalau punya Rp 10 miliar bagi di lima bank digital. Kan Rp 2 miliar (dijamin) per nasabah per bank. Jadi jangan nyalahin LPS ketinggian. Kalau punya Rp 10 miliar ya bagi aja lima bank gitu," jelasnya.
Purbaya menjelaskan saat ini kondisi perbankan digital masih stabil dan aman. Menurut dia hal ini sejalan dengan ekonomi nasional yang tetap kuat di tengah berbagai tekanan.
"Sekarang ekonomi sedang recover, startup ada yang jatuh, tapi yang bertahan juga possibility lebih tinggi. Bank-bank digital pasti sudah menghitung kemungkinan-kemungkinan seperti itu, dan bank digital harusnya kondisi nya membaik seiring dengan perbaikan ekonomi yang terjadi," jelas Purbaya.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksa, dan Statistik LPS Priyanto Budi Nugroho menyampaikan telah melakuan diskusi dan dialog dengan perbankan digital, dan sejauh pengamatan yang dilakukan tidak ada arah menuju PHK karyawan.
"Kami lihat justru sekarang perbankan digital ini mulai salurkan dan punya lending platform. Kami lihat ini bagus. Jadi sejauh ini sih tidak hal yang menjadi concern," ujarnya.
Baca juga: Siap-siap Bunga Deposito Bakal Naik |
Menurut dia, perbankan digital dikatakan tidak lagi menggunakan iming-iming bunga besar untuk menarik nasabah baru. Sehingga, hal tersebut mengurangi risiko keputusan efisiensi di masa mendatang.
"Jadi memang mereka, sekarang komitnya tidak lagi dengan cara menarik nasabah baru dengan menawarkan suku bunga yang tinggi. Untuk transparansi kami selalu monitor," tambahnya..
Simak Video "Video: Momen Mensos Ipul-Seskab Teddy Tinjau Sekolah Rakyat Jelang Dibuka"
(kil/zlf)