Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memperingati para bankir untuk tetap waspada di tengah kondisi membaiknya kredit serta Dana Pihak Ketiga (DPK). Jangan sampai kondisi ini justru membuat perbankan terpancing menghambur-hamburkan kas, hingga gelagapan saat kondisi keuangan menurun.
"Jangan terlalu euforia, lalu buru-buru bagi dividen. Nanti kemudian pada saat diperlukan tambahan untuk dukungan pada kondisi lebih berat, itu tidak ada. Ini mesti dijaga," kata Mahendra dalam acara Outlook Economic 2023 di Ballroom Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).
Menurutnya, para perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, termasuk perbankan perlu mewaspadai kondisi ekonomi pada 2023 yang cukup menantang. Mahendra berpesan agar bank memperkuat cadangan keuangannya.
"Jadi range-nya antara soft landing atau crash landing atau perfect storm," kata Mahendra.
Ia menjelaskan, soft landing merupakan pelemahan ekonomi, diikuti terjadinya penurunan inflasi. Sementara untuk crash landing skenario terburuknya, yang mana bisa terjadi stagflasi atau bahkan reflasi.
Kendati demikian, ia bersyukur, sejumlah indikator ekonomi domestik menunjukkan pertumbuhan yang positif tahun ini. Salah satunya angka penyaluran kredit perbankan yang menyentuh 11%. Sedangkan untuk perusahaan pembiayaan, besarannya mendekati 13%.
"Yang artinya jauh lebih besar bahkan dari sebelum pandemi. Ini wajar karena selain untuk membiayai dan dukung pertumbuhan ekonomi, juga menggantikan beberapa kebutuhan tambahan karena waktu pandemi ada yang ekstra berkurang. Jadi ada peluang untuk investasi di sana, jadi proses exiting from the pandemi itu sedang berjalan," terangnya.
Mahendra mengatakan, pemerintah juga terus mendorong berbagai upaya sebagai exit strategy dari kondisi pandemi. Salah satunya dengan tetap mengawal ketat sektor yang masih rentan seperti UMKM, pariwisata, serta industri tertentu lainnya.
Lihat juga video 'Blak-blakan Bos OJK: Reformasi Industri Asuransi':