BRI Restrukturisasi Kredit 4 Juta Nasabah, Ini Untungnya buat UMKM

BRI Restrukturisasi Kredit 4 Juta Nasabah, Ini Untungnya buat UMKM

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 25 Jan 2023 13:47 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 4.001.216 nasabah dengan nilai Rp 256,38 triliun. Realisasi itu tercatat per September 2022.

Anggota Komisi VI DPR yang membidangi BUMN, Mufti Anam, menilai ini jadi salah satu langkah bank BUMN dalam membantu UMKM selama masa pandemi Covid-19 melalui skema restrukturisasi kredit.

"Program restrukturisasi kredit sangat membantu UMKM sebagai debitur bank dalam menjaga stabilitas keuangannya, membantu UMKM terhindar dari kredit macet, membantu UMKM menjaga arus kasnya. Sehingga UMKM tetap survive di masa pandemi," ujar Mufti, Rabu (25/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring dengan pemulihan ekonomi, sisa restrukturisasi kredit sebesar Rp 116,45 triliun dengan jumlah nasabah mencapai 1.390.736 debitur.

"Komitmen menjalankan restrukturisasi kredit yang dijalankan BRI saya kira sangat penting untuk tetap menjaga keberlangsungan hidup UMKM, memudahkan UMKM dalam memperkuat kontinuitas bisnisnya. Kita mengapresiasi apa yang dilakukan BRI," ujar Mufti yang juga mantan ketua HIPMI Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan, berkat program restrukturisasi kredit yang juga terus dikawal oleh DPR RI, banyak UMKM bisa kembali bangkit dari pandemi. "Kita tahu saat puncak pandemi mulai 2021, UMKM sangat terdampak. Tentu dampaknya dirasakan sampai 2022, bahkan sebagian sampai sekarang. Penjualan mereka melandai. Otomatis arus kas terganggu. Bila tidak dibantu restrukturisasi kredit, mereka akan gulung tikar," beber Mufti.

"Sekarang, banyak UMKM mulai bangkit kembali. Ini momentum positif yang harus terus kita jaga agar pemulihan ekonomi yang sudah di depan mata tidak terpukul kembali oleh tantangan-tantangan ekonomi global yang semakin berat tahun ini," imbuhnya.

Mufti berharap, langkah progresif melakukan restrukturisasi kredit itu terus dikembangkan dengan berbagai pendampingan kepada UMKM. Terutama dalam menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi pada 2023.

"Pelatihan, peningkatan kompetensi, kejelian membidik pasar baru, kecermatan membaca tren pemasaran menjadi faktor-faktor kunci untuk tetap survive dalam situasi ekonomi yang tidak mudah. Tentu industri perbankan BUMN juga perlu menjalankan langkah-langkah terukur untuk membantu UMKM agar tidak terpukul kembali dalam menghadapi tantangan ekonomi 2023 yang oleh banyak pihak disebut cukup berat," pungkasnya.


Hide Ads