Alasan Perbankan Berebut Pasar UMKM buat Genjot Kredit

ADVERTISEMENT

Alasan Perbankan Berebut Pasar UMKM buat Genjot Kredit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 26 Jan 2023 15:35 WIB
Ilustrasi inisiatif hyperlocal Tokopedia membantu UMKM untuk meningkatkan penjualannya.
Ilustrasi UMKM (Foto: Dok. Tokopedia)
Jakarta -

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saat ini sering menjadi incaran perbankan untuk menggenjot penyaluran kredit, terutama bank digital. Salah satunya adalah PT Bank Jago Tbk.

Bank Jago menyatakan bakal lebih gencar menyalurkan pembiayaan produktif ke pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang tergabung dalam ekosistem digital. Strategi pembiayaan melalui kemitraan ini terbukti mampu meningkatkan kredit secara efektif dan efisien dengan risiko yang terukur.

Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph menjelaskan perseroan telah menjalankan strategi ini sejak dua tahun lalu dan menjadi kunci sukses pertumbuhan kredit. Jumlah mitra yang telah berkolaborasi mencapai lebih dari 30 institusi dan masih terus bertambah. Total kredit dan pembiayaan syariah yang disalurkan mencapai Rp 9,4 triliun hingga akhir Desember 2022 (unaudited), tumbuh 75,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Segmen bisnis debitur yang kami layani beragam, ada yang menjadi bagian dari rantai pasok industri otomotif, platform digital di bisnis logistik, e-commerce, dan sebagainya. Intinya, pelaku UMKM yang menjadi bagian dari ekosistem menjadi target kami," kata Sonny dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/1/2022).

Selain membidik para pelaku usahanya, kata Sonny, Bank Jago juga menyasar konsumen retail (end-user) dari ekosistem tersebut. Produk pinjamannya bisa berupa buy now pay later (BNPL) ataupun kredit multiguna melalui fintech lending dan perusahaan pembiayaan.


"Apapun skema produknya dan siapapun target pasarnya, kami akan selalu mengutamakan penyaluran pembiayaan melalui mitra. Credit channeling ataupun joint financing adalah bisnis model yang kami pilih secara sadar sejak awal dan kami jalankan terus secara konsisten. Kolaborasi merupakan kunci ekspansi Jago secara cepat dan efektif," ucapnya.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai strategi partnership lending yang ditempuh Bank Jago bukan hanya efektif untuk mempercepat pertumbuhan. Yang tak kalah penting adalah aspek pengelolaan risiko dan mitigasi pembiayaan bermasalah.

"Dalam menyeleksi debitur yang layak dibiayai dan berkualitas bagus, Jago bisa mengandalkan data milik partner. Sebagai pemilik dan pengelola platform digital, para partner ini tentu lebih tahu kondisi mitra kerjanya yang tergabung dalam ekosistem. Inilah bentuk kolaborasi ideal bank digital dengan platform digital," kata Piter.

Piter melanjutkan Bank dan platform juga memiliki kemampuan membangun credit scoring secara bersama sama, sehingga biaya kredit bisa ditekan dan pertumbuhan yang berkualitas bisa diwujudkan. Kolaborasi unik semacam ini bisa diduplikasi oleh bank digital lainnya dan menjadi role model bank kecil dalam berkompetisi secara sehat di industri.

Menurut Piter kalau bank kecil dipaksa bertumbuh dan bersaing dengan strategi 'brick and mortar', ya jelas akan kalah. Mereka tidak mungkin berkompetisi dengan bank besar yang sudah eksis sejak belasan tahun, memiliki jaringan kantor cabang dan mesin ATM melimpah serta ribuan karyawan.

(kil/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT