BUMD Bank DKI mencatatkan laba bersih pada kuartał I 2023 mencapai Rp 233,2 miliar. Angka ini didorong peningkatan kredit yang naik sebesar 24,6% pada periode tersebut.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Adrinaldy mengatakan, laba bersih perusahaan naik 17,7% dibanding pada periode yang sama yaitu Maret 2022 yang mencapai Rp 198 miliiar. Sementara kredit Bank DKI pada Maret 2023 mencapai Rp 48,3 triliun, naik 24,6% dibanding Maret 2022 yang mencapai Rp 38,8 triliun.
"Sehingga mendorong peningkatan aset 12,38% menjadi Rp 79,93 triliun pada Maret 2023, dari Rp 71,13 triliun pada Maret 2022," ujar Fidri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/4/2023).
Fidri mengatakan peningkatan kinerja Bank DKI yang terus tumbuh positif selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial, termasuk fokus transformasi kearah digitalisasi secara konsisten.
"Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, Bank DKI optimis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 di atas 5%," ungkap Fidri.
Penyaluran kredit Bank DKI secara year on year (yoy) dibanding periode Q1 2022 meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38% menjadi Rp 1,06 triliun pada Maret 2023 dari Rp 595,08 miliar di Q1 2022. Kredit mikro tumbuh sebesar 54,35% menjadi Rp 2,69 triliun pada Maret 2023 dari Rp 1,74 triliun di Q1 2022. Kredit konsumer tumbuh 14,16% menjadi Rp 20,54 triliun pada Maret 2023 dari Rp 17,99 triliun di Q1 2022. Kredit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14% menjadi Rp 1,44 triliun pada Maret 2023 dari Rp981,40 miliar di Maret 2022.
Sedangkan kredit komersial tumbuh sebesar 16,51% menjadi Rp16,23 triliun pada Maret 2023 dari Rp13,93 triliun di Maret 2022. Kredit sindikasi tumbuh sebesar 80,07%, menjadi Rp 6,39 triliun pada Maret 2023 dari Rp3,55 triliun di Maret 2022.
Lebih lanjut Fidri menjelaskan dalam ekspansi kredit yang dilakukan, Bank DKI senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,88% pada Maret 2023 dari sebelumnya 3,05% di Maret 2022. Selain itu Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,95%, sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto kemudian merinci pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp233,20 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,17% menjadi Rp1,31 triliun pada Maret 2023 dari Rp1,12 triliun di Maret 2022. Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan serta memaksimalkan aset produktif Bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga maupun penempatan pada Bank Indonesia atau Bank lain. Selain itu fee based income meningkat sebesar 28,12% menjadi Rp 149,15 miliar pada Maret 2023 dari Rp 116,42 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.
Kinerja dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 16,27% menjadi Rp67,13 triliun pada Maret 2023 dari Rp57,74 triliun di Maret 2022. Loan to deposit ratio (LDR) naik signifikan menjadi 72,06% pada Maret 2023 dari 66,29% pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibanding periode Q1 tahun 2022. ROE terjaga di 9,73% naik dari 8,52%, ROA menjadi 1,53% naik dari 1,48%, dan BOPO terjaga di 78,24% yang sama dengan periode tahun sebelumnya.
Simak Video "Video: Allo Bank Pastikan Layanan Aman, Tak Terkait Kasus Indra Utoyo"
(zlf/zlf)