Informasi ini berdasarkan atas laporan kinerja keuangan perusahaan 2022. Direktur Utama Jamkrindo Hendro Padmono mengatakan, kenaikan laba bersih itu didongkrak oleh kenaikan volume penjaminan Jamkrindo.
"Sebagai pionir penjaminan kredit di Indonesia, Jamkrindo berhasil mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp 312,36 triliun atau naik sebesar 26,19%, dengan jumlah UMKM yang dijamin sebanyak 10,8 juta UMKM, yang mempekerjakan 35,1 juta tenaga kerja dalam operasional usahanya," kata Hendro dalam keterangan tertulis, Kamis (27/4/2023).
Tidak hanya itu, imbal jasa penjaminan perusahaan juga naik 29,34% menjadi Rp 5,64 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,36 triliun, dengan beban klaim pada 2022 sebesar Rp 3,24 triliun atau naik 27,11% dari tahun sebelumnya. Adapun dari sisi finansial, aset Jamkrindo tercatat Rp 28,01 triliun dengan ekuitas Rp 12,82 triliun.
"Di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi, Jamkrindo berhasil menavigasi kinerja finansial perusahaan dengan pengelolaan risiko secara prudent," ujarnya.
Hendro mengatakan, ada empat pilar utama yang menjadi strategic concerns dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Pertama, income diversification dengan mengembangkan bisnis non program atau penugasan pemerintah. Kemudian yang kedua, transformasi TI dengan meluncurkan Jamkrindo core system atau JACS, data management & analytics, dan enterprise resources planning (ERP).
Selanjutnya ada penerapan tata kelola atau risk management secara prudent dengan implementasi three lines model, four eyes principles, dan GRC. Serta yang terakhir, pengembangan human capital melalui transformasi budaya dan juga pengembangan talenta perusahaan.
Adapun pada 2022, Jamkrindo kembali meningkatkan cadangan klaim yakni sebesar 232% dari total klaim dalam proses year-to-date Maret 2023. Peningkatan cadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya.
Berbekal kinerja baik pada 2022, Hendro optimis Jamkrindo dapat merealisasikan target 2023. Adapun pada 2023, Jamkrindo menargetkan perolehan volume penjaminan sebesar Rp 340,26 triliun.
"Berbagai strategi disiapkan antara lain berinovasi dalam hal teknologi dan digitalisasi layanan seperti implementasi aplikasi JOS atau Jamkrindo Online Suretyship untuk mendukung penguatan bisnis proses non program, akselerasi model bisnis, penerapan manajemen risiko yang robust hingga mempersiapkan talenta masa depan," ujar Hendro.
Selain itu, dalam rangka mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG's, Jamkrindo juga melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang diimplementasikan secara merata di berbagai daerah di Indonesia. Program tersebut dikemas untuk membantu mewujudkan pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (ara/ara)