Ekonomi Sudah Pulih tapi Penyaluran Kredit Bank Kok Masih Lesu? Ini Kata BI

Ekonomi Sudah Pulih tapi Penyaluran Kredit Bank Kok Masih Lesu? Ini Kata BI

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 25 Mei 2023 17:04 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit mencapai 8,08% secara tahunan (yoy) pada April 2023. Angka itu lebih rendah dari bulan sebelumnya 9,93% yoy di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil pada level 5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hal itu juga menjadi topik diskusi dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG). Pasalnya dari permintaan kredit terbilang bagus seiring dengan kinerja mentereng sejumlah korporasi.

"Pertumbuhan kredit akhir Desember-Januari biasanya memang tinggi, tapi ini beberapa bulan kok turun seperti itu. Kita juga bertanya dari sisi permintaan, permintaannya cukup bagus karena memang sejumlah korporasi kinerjanya bagus," katanya dalam konferensi pers, Kamis (25/5/2023).

Perry menduga pertumbuhan kredit lesu karena ada pelunasan kredit lebih cepat oleh korporasi yang berorientasi ekspor. Jika dilihat berdasarkan jenisnya, pertumbuhan kredit melambat karena kredit modal kerja.

"Mungkin sejumlah korporasi ini lebih baik melunasi kreditnya sebelum nanti menentukan next stepnya untuk ekspansi investasi dan pembiayaannya karena kredit investasinya tinggi, yang rendah adalah pertumbuhan kredit modal kerja. Ini adalah beberapa yang memang sesuatu yang harus kami cek, kami uji lebih," ucapnya.

Meski begitu, Perry masih optimistis bahwa pertumbuhan kredit akan membaik. Pasalnya dari segi penawaran, suku bunga, dan syarat kredit bank juga masih kondusif mendukung roda ekonomi.

Selain itu, kata Perry, bank-bank besar juga optimistis target pertumbuhan kredit akan tercapai sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB). "Kami meyakini bahwa ini kemudian akan meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi domestik," ucapnya.

Berdasarkan jenisnya, kredit investasi tumbuh paling tinggi per April 2023 yakni 10,12% yoy, lalu kredit konsumsi 8,68% yoy, dan modal kerja 6,55% yoy. Berdasarkan sektor, korporasi pertambangan serta industri dan jasa tercatat sebagai penjaga pertumbuhan kredit.

"BI akan terus mendorong penyaluran kredit dari perbankan untuk mendukung dunia usaha untuk menjaga momentum ekonomi nasional," katanya.

BI pun meyakini bank memiliki kemampuan mumpuni untuk menyalurkan kredit. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada April 2023 sebesar 24,69% atau pada level yang sangat aman.

Pada periode yang sama, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 2,49% dan nett 0,72%, turun dibandingkan dengan posisi awal tahun. (aid/ara)


Hide Ads