Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkap data tingkat kesejangan layanan keuangan di negara ASEAN. Negara ASEAN sendiri terdiri dari Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Mahendra mengungkap secara keseluruhan negara ASEAN menargetkan menurunkan rata-rata eksklusi keuangan di ASEAN dari 44% menjadi 30%, atau dengan kata lain meningkatkan persentase inklusi keuangan menjadi 70%.
Dia mengungkap ada lima negara yang telah mampu meningkatkan inklusi keuangan lebih dari 70% termasuk Indonesia. Data ini berdasarkan catatan pada 2022 di United Nations Capital Development Fund (UNCDF) terkait ASEAN Monitoring Progres 2022, Financial inclusi in selected ASEAN countries.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 5 negara anggota ASEAN yang telah menurunkan tingkat eksklusi keuangannya di bawah 30%. Yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Namun, masih ada 5 negara anggota ASEAN yang tingkat ekslusi keuangannya lebih tinggi dari 30%. Angka tersebut merupakan angka tahun lalu," kata Mahendra, dalam OJK Seminar on Financial Inclusion, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Inklusi keuangan adalah kesempatan layanan keuangan pada masyarakat kota hingga desa. Eksklusi keuangan adalah kebalikan inklusi yakni kesenjangan layanan keuangan.
Dengan masih terdapat negara yang tingkat inklusi keuangannya masih di bawah 70%, menurut Mahendra hal ini juga menjadi kesenjangan di antara negara ASEAN.
"Yang kita lihat akhirnya menimbulkan suatu gap tersendiri di ASEAN, yang mencolok yang menjadi topik seminar ini adalah bagaimana mengatasi financial inclusion gap di dalam masing-masing negara anggota ASEAN," tuturnya.
Walaupun sebenarnya menurut Mahendra angka itu masih jauh dari target pada 2025 yang mana inklusi keuangan bisa ditingkatkan 85%. Pada target kuantifikasi kedua, secara regional tingkat kesiapan infrastruktur inklusi di ASEAN berada pada angka 83,57%.
Untuk itu, Mahendra mengajak negara ASEAN untuk terus meningkatkan tingkat inklusi keuangan. Kesenjangan di masing-masing negara ASEAN juga disebut masih perlu digenjot.
"Meskipun kita bisa mencapai target tersebut secara regional, kita masih harus bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Dan di masing-masing negara, kesenjangan yang sama antara masyarakat perkotaan dan masyarakat daerah terpencil d dian pedesaan sama-sama signifikan," ucapnya.
Di sisi lain, menurut sumber data yang sama secara keseluruhan negara ASEAN disebut mampu menurunkan kesenjangan layanan keuangan.
"Secara keseluruhan tingkat eksklusi ASEAN telah menurun secara signifikan antara tahun 2017 dan 2022 dari 46% menjadi 22,6%. Artinya sekelompok negara, asean, sudah jauh melampaui target regional sebesar 30%. Itu adalah kabar baik," terang dia.
Lihat Video: Pemprov DKI Terapkan PJJ di Sekolah Jakpus-Jaksel Saat KTT ASEAN