Premi Industri Asuransi Umum Naik 15,3%, Tembus Rp 103 T di 2023

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 28 Feb 2024 20:30 WIB
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Total pembayaran premi untuk industri asuransi umum dikabarkan meroket tahun ini. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyampaikan kenaikan mencapai angka 15,3% menjadi Rp 103,867 triliun.

"Sesuai data AAUI, perolehan total premi industri asuransi umum untuk tahun ini sebesar Rp 103,867 triliun, tumbuh 15,3% jika dibandingkan dengan tahun 2022 yakni senilai Rp 90,121 triliun," ucap Ketua Umum AAUI Budi Herawan, dalam Laporan Kinerja Industri Asuransi Umum AAUI, di di Gedung Permata Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2024).

Budi mencatat nyaris seluruh link usaha mengalami pertumbuhan sepanjang 2023. Perolehan premi didominasi lini usaha Asuransi Harta Benda, Kendaraan Bermotor, dan Asuransi Kredit.

Sementara pertumbuhan premi tertinggi terjadi pada lini usaha Engineering (63,4%), Asuransi Kredit (56,2%) dan surety ship 32,4%. Satu-satunya sektor yang menurun adalah lini usaha Satelite yang mengalami kontraksi 68.9%.

Di sisi lain, Budi melaporkan bahwa pencatatan pembayaran klaim industri asuransi umum selama 2023 mencapai angka Rp 46,133 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 2022, jumlah klaim yang telah dibayarkan mengalami kenaikan 10,5%.

Adapun lini usaha yang mendominasi klaim yang ada di Industri Asuransi Umum adalah Asuransi Kredit dengan total klaim sebesar Rp 16,881 triliun, kemudian asuransi Kendaraan Bermotor dengan total klaim Rp 7,043 triliun, dan Asuransi properti sebesar Rp 6,842 triliun.

"Selain itu juga, klaim rasio pada tahun 2023 ini mengalami penurunan yaitu sebesar 44,4%, jika dibandingkan dengan Tahun 2022 yang tercatat 46,3%," sambungnya.

Pangsa pasar perolehan premi selama tahun 2023 pun masih didominasi oleh asuransi properti yang menjadi pendongkrak perolehan premi di industri asuransi umum. Kemudian pada posisi pangsa pasar berikutnya, disusul oleh lini usaha asuransi kredit dan asuransi kendaraan bermotor.

Budi mengatakan tiga lini usaha tersebut mendominasi pangsa pasar perolehan premi. Jika dijumlahkan, proposinya adalah sebesar 65,8% dari keseluruhan perolehan premi selama 2023. Namun, ada juga lini usaha lain yang juga ikut mendominasi pangsa pasar di Industri Asuransi Umum. Diantaranya seperti lini usaha Asuransi Kesehatan (6,4%) dan Asuransi Rekayasa/Engineering (5%).

Sebagaimana tahun sebelumnya, Budi mengatakan Asuransi Harta Benda masih menduduki urutan pertama untuk pangsa pasar terbanyak pada pencatatan premi sebesar Rp 26,489 triliun. Kendati demikian, hasil pencatatan premi Asuransi Harta Benda hanya tumbuh 1% jika dibandingkan dengan periode yang sama ditahun sebelumnya.

"Hal ini disebabkan pertumbuhan industri properti yang belum menggembirakan," ungkap Budi.

Sementara itu, untuk lini usaha Asuransi Kredit, mencatatkan premi dengan nilai Rp 22, 338 triliun selama 2023. Jika dibandingkan dengan periode di tahun 2022 lalu, lini usaha ini tumbuh 56,2% jika dibandingkan tahun sebelumnya (2022) yang hanya Rp 14,298 triliun. Hal ini disebabkan tumbuhnya kredit baru dan pembiayaan korporasi.

Pangsa pasar ketiga yang juga mendominasi perolehan premi industri asuransi umum adalah Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor. Lini usaha ini mencatatkan pertumbuhan di sepanjang tahun 2023.

Jika dibandingkan dengan perolehan sebelumnya pada 2022, Budi mengatakan total perolehan premi yang dicatat adalah sebesar Rp 18,149 triliun. Sedangkan pada 2023, Asuransi Kendaraan bermotor mengalami pertumbuhan 7,4 % dengan total perolehan preminya sebesar 19,497 Triliun Rupiah.

"Faktor pendukung pertumbuhan lini usaha ini diantaranya tumbuhnya sektor industri pembiayaan (13,23%) yang sebagain besar merupakan pembiayaan kendaran bermotor," tuturnya.

Sementara catatan terakhir adalah reasuransi. Budi mengatakan perolehan premi reasuransi pada 2023 tercatat sebesar Rp 23,383 triliun atau tumbuh 21,3% dibanding 2022 sebesar Rp 19,276 triliun.

"Premi terbesar diperoleh dari lini usaha Properti (38,9%), Asuransi Kredit (27,5) dan Rekayasa/Engineering (7,47%). Sementara untuk klaim dibayar, pada tahun 2023 Reasuransi membayarkan klaim sebesar 12,435 Triliun, meningkat 51,2% dan kontribusi klaim terbesar berasal dari lini usaha Asuransi Kredit (35,5%) dan Properti (34,9%)," pungkasnya.




(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork