Bos BPJS Kesehatan Sentil yang Ngeluh Iuran: Kalau Merokok Rasanya Nggak Berat

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 25 Sep 2025 06:00 WIB
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti/Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth
Jakarta -

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menyinggung perokok aktif yang mengeluh membayar iuran. Masyarakat dinilai merogoh kocek lebih banyak untuk membeli rokok daripada membayar iuran BPJS Kesehatan.

Ghufron mencontohkan masyarakat menghabiskan hampir Rp 500.000 per bulan untuk membeli rokok. Sementara iuran BPJS Kesehatan jauh lebih rendah dari uang bulanan untuk membeli rokok.

"Kalau merokok itu kira-kira Rp 500 ribu. Kalau bayar BPJS itu nggak sampai sepersepuluhnya, nggak sampai Rp 35.000, nggak sampai Rp 40.000, kalau Rp 500.000 nggak sampai Rp 50.000, tapi kalau merokok rasanya nggak berat, kalau bayar BPJS berat," ungkap Ghufron dalam rapat panja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Ghufron mengakui fenomena ini menjadi pekerjaan rumah bagi BPJS Kesehatan. Menurutnya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang iuran harus dijalankan bersama.

"Itu lah yang perlu kita diskusikan, kita sadari, 'gimana nih kita mendidik masyarakat kita', tapi tentu kita tidak boleh menyalahkan masyarakat, karena kita harus bersama-sama masyarakat untuk bersama bergerak," jelasnya.

Ghufron menjelaskan, BPJS Kesehatan memiliki program rehab untuk para peserta yang memiliki tunggakan pembayaran. Melalui program ini, para peserta dapat menentukan besaran iuran tunggakan berdasarkan kemampuan keuangan.

"Jadi, mereka yang memiliki tunggakan bisa dengan rehab dihitungkan sendiri, kira-kira kemampuannya berapa. Pokoknya inti cerita dipermudah lah kalau niat. Masalahnya kan ada ability ada willingness," jelasnya.

Ghufron menambahkan, BPJS Kesehatan telah membangun kemitraan dengan 1.044.189 kanal pembayaran di seluruh Indonesia. Bahkan pihaknya juga telah menyediakan layanan autodebit untuk pembayaran di perbankan.

"Kanal pembayaran itu lebih dari satu juta ini. Sampai Desember 2024, 1.044.189 (kanal). Saya nyebut 10 (macam) saja susah itu, pakai OVO, Gopay, pakai autodebit," imbuhnya.

Tonton juga video "Menkes soal Isu Iuran BPJS Kesehatan Naik: Tunggu Keputusannya" di sini:




(rrd/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork