Tips Pilih Reksa Dana di Tengah Wabah Corona

Tips Pilih Reksa Dana di Tengah Wabah Corona

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 15 Apr 2020 20:00 WIB
Ilustrasi Reksa Dana
Foto: Dok Bank Mega

Dengan kondisi yang masih tak menentu tentu membuat berbagai instrumen investasi mengandung risiko yang besar. Dalam kondisi seperti ini ada baiknya untuk menempatkan dana investasi ke instrumen yang lebih aman, sampai kondisi kembali normal.

Marsangap menilai, instrumen investasi yang cenderung aman di tengah masa pandemi ini adalah reksa dana berjenis pasar uang. Instrumen ini bisa dipilih sebagai penempatan sementara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada kondisi pasar finansial yang masih cukup berfluktuasi, Reksa Dana Pasar Uang dapat menjadi pilihan investasi bagi investor selama masa wait and see" tuturnya.

Reksa dana pasar uang sendiri mengelola dana nasabah di instrumen pasar uang. Misalnya Reksa Dana Danareksa Seruni Pasar Uang II (SPU II) asetnya 100 % pada instrumen pasar uang, baik dalam bentuk deposito maupun obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.

ADVERTISEMENT

Di tengah suku bunga yang masih akan dijaga di level rendah, serta adanya potensi kenaikan yield pada obligasi jangka pendek, maka strategi investasi SPU II difokuskan pada penempatan obligasi yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun yang memiliki kualitas kredit yang tinggi dan tingkat risiko yang rendah serta yield yang menarik. Di sisi lain penempatan deposito dititikberatkan pada bank-bank berskala besar dengan untuk menjaga likuiditas.

"Mayoritas alokasi obligasi SPU II ditempatkan pada obligasi dengan rating AA ke atas, mayoritas penempatan deposito adalah Bank Buku 3 ke atas. Hal ini sesuai dengan filosofi investasi DIM, yaitu mencari instrumen investasi yang menawarkan pertumbuhan yang berkesinambungan, didukung manajemen yang kuat dan memiliki nilai fundamental yang menarik. Sehingga SPU II senantiasa memiliki kemampuan untuk memberikan imbal hasil yang optimal dengan tingkat risiko yang terkendali," terangnya.



Simak Video "Video: BKPM Catat Investasi Rp 2 Ribu T Gagal Masuk RI di 2024, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]

(das/fdl)

Hide Ads