Pasar Properti Lesu, Pengembang Bidik Rumah Kelas Menengah

Pasar Properti Lesu, Pengembang Bidik Rumah Kelas Menengah

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 25 Nov 2019 09:43 WIB
1.

Pasar Properti Lesu, Pengembang Bidik Rumah Kelas Menengah

Pasar Properti Lesu, Pengembang Bidik Rumah Kelas Menengah
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Riset semua konsultan properti menyebutkan, pasar apartemen sampai hari ini masih melempem. Dan, masih akan lesu sampai 2-3 tahun ke depan. Karena itu penawaran apartemen baru sangat terbatas dalam sekian tahun terakhir di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek).

Semua developer termasuk developer besar, sendiri atau bermitra dengan developer asing, memilih melansir proyek perumahan berupa klaster atau proyek baru. Sementara developer yang sebelumnya lebih banyak mengembangkan apartemen, mengalihkan fokus ke proyek perumahan.

Karena pasar rumah menengah atas dan mewah juga masih lesu, sebagian besar developer itu menyasar rumah menengah ke bawah seharga di bawah Rp 500 juta-Rp 1 miliar per unit termasuk rumah bersubsidi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Yang melakukannya bukan hanya developer domestik tapi juga developer asing. Jadi, mereka bisa tetap berjualan saat pasar lesu dan mendapatkan likuiditas.

Pasar properti dewasa ini dan ke depan didominasi kelas menengah yang akan mencakup 66 persen populasi, penduduk kota (urban) yang akan mencapai lebih dari 70 persen, dan kaum milenial yang mencakup 35 persen populasi.

Penawaran rumah-rumah kompak dengan harga terjangkau itu diiringi dengan kemudahan cara bayar, seperti persyaratan uang muka yang kecil, bunga promo KPR yang rendah (di bawah 8-10 persen) fixed selama beberapa tahun pertama, ditambah free biaya KPR, BPHTB, biaya surat-surat, dan lain-lain.

Lokasi perumahannya juga cukup strategis di dalam kota atau mudah dicapai dari jalur transportasi massal atau di kawasan kota baru.


Berdasarkan survey yang dilakukan HousingEstate, ada sejumlah strategi yang dilakukan pengembang agar tetap bisa menggaet minat konsumen di tengah prediksi lesunya pasar properti nasional.

Mendekat Akses Tol
Beberapa contohnya, adalah Tamansari Metropolitan Manado di dalam kota Manado (Sulawesi Utara), dan Citra Garden Puri dekat kawasan pusat bisnis Puri Indah di Kembangan (Jakarta Barat) dan gerbang tol Karang Tengah.

Tamansari Metropolitan besutan Wika Realty yang menawarkan rumah mulai tipe 36/72 seharga Rp 850 juta/unit, sampai Oktober berhasil melepas 90 rumah di klaster kesembilan Lihaga (18 ha/600-unit).

Sedangkan Citra Garden Puri (18 ha) yang memasarkan rumah mulai tipe 53/62,5 dua lantai seharga Rp 958 juta, saat dilansir awal Oktober sukses menjual seluruh
rumahnya di tiga klaster.

Dekat Transportasi Massal
Bahkan, yang lebih jauh lokasinya dari pusat aktivitas di Jakarta pun, bisa sangat diminati, karena berada di jalur transportasi massal sehingga mudah dijangkau.

Ada Citaville Parung Panjang yang menawarkan rumah mulai tipe 23/60 seharga Rp 218 juta/unit, sejak dilansir Juli 2019 sampai Oktober bisa menarik 200 pemesan. Lokasi perumahan mudah dicapai dari stasiun Parung Panjang.

"Dari Parung Panjang ke Tanah Abang dengan kereta hanya sekitar 50 menit," kata Okie Imanto, CEO Greenwoods Group, developer Citaville Parung Panjang.

Sementara, di dekat gerbang tol Cimanggis dan bakal stasiun LRT Gunung Putri, Agung Podomoro Land (APL) melalui PT Graha Tunas Selaras memasarkan perumahan Podomoro River View (18 ha/800 unit) di kawasan superblok Podomoro Golf View (60 ha) yang kelak terintegrasi dengan stasiun LRT.

Kendati harga rumahnya sedikit lebih tinggi, mulai dari Rp 1 miliar (tipe 45/72) tapi tetap diminati. Selama Januari-Oktober penjualannya tercatat 320 unit dari tiga klaster Juniper (dirilis Mei) serta Hickory dan Iroko yang sudah mulai dipasarkan sejak tahun lalu.

"Sebagian besar penjualan tahun ini disumbang klaster Juniper," kata Rubby I. Widjaja, Assistan Vice President Podomoro Golf View.

Sementara Harvest City (1.350 ha) yang memiliki gerbang di Jalan Raya Trans Yogi-Cileungsi (Bogor) dan Jalan Raya Setu (Bekasi), sepanjang Januari-Oktober berhasil menjual 450 rumah dari sejumlah klaster.

Menurut Piter Simpony, Deputy Chief Executive Officer (CEO) PT Dwigunatama Rintisprima, developer Harvest City, sebagian besar rumah yang terjual tahun ini berharga di bawah Rp500 juta. Lokasi kota baru ini tidak jauh dari jalur tol JORR 2 Cimanggis (Jagorawi)-Cibitung (tol Jakarta-Cikampek di Bekasi) yang dilintasi LRT Cibubur- Bogor dan LRT Bekasi-Cawang (Jakarta).

Hide Ads