Sri Mulyani Kasih Diskon 85% Sewa Tanah Proyek Kereta Cepat JKT-BDG

Sri Mulyani Kasih Diskon 85% Sewa Tanah Proyek Kereta Cepat JKT-BDG

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 18 Sep 2020 19:16 WIB
Pekerja menyelesaikan konstruksi stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/9/2020). Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 56 persen dan ditargetkan akan dapat digunakan pada awal tahun 2023. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Jakarta -

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan memberikan diskon sebesar 85% tarhadap tarif sewa tanah atau aset negara pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Keputusan ini diatur dalam Nomor (PMK) Nomor 115 Tahun 2020 tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN).

Direktur Pengelolaan kekayaan Negara dan Sistem Informasi DJKN Purnama T. Sianturi mengatakan dalam aturan yang baru terdapat relaksasi tarif sewa yang disebut faktor penyesuai.

Faktor penyesuai adalah besaran final biaya sewa yang harus dibayarkan mitra atau pihak ketiga yang memanfaatkannya dalam hal ini PT KCIC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"KCIC ini sudah terbit persetujuannya. Kami ambil contoh PT KCIC karena ingin tunjukkan bahwa kami berikan faktor penyesuai yang turun dari sebelumya," kata Purnama dalam acara Bincang Bareng DJKN secara virtual, Jakarta, Jumat (18/9/2020).

Dalam aturan yang sebelumnya, pihak KCIC membayar biaya sewa sekaligus untuk 50 tahun ke depan. Nominalnya sebesar Rp 1,16 triliun. Pemanfaatan lahan untuk dijadikan stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung.

ADVERTISEMENT

Setelah adanya PMK Nomor 115 Tahun 2020, faktor penyesuai yang ditetapkan 15% atau setara Rp 436 miliar. Dengan begitu, pihak KCIC mendapat diskon sebesar 85%.

"Kita kasih diskon 85%. Dengan harapan, itu mendukung pengembangan infrastruktur kereta cepat Bandung-Jakarta," katanya.

Tidak hanya itu, pemanfaatan BMN dalam rangka penyediaan infrastruktur yang tarifnya disesuaikan pun masih banyak.

"Contoh lain Bandara Ahmad Yani kerja sama pemanfaatan sudah berjalan, mereka membayarkan kontribusi tetap kepada negara setiap tahun. Contoh lain lagi Bandara Sentani," ungkapnya.




(fdl/fdl)

Hide Ads