Tim d'House Hunter kali ini mencari perumahan di daerah Citayam-Bojonggede. Daerah ini dekat dengan stasiun kereta api dan rencana pembangunan jalan tol.
d'House Hunter mulai menyusuri perumahan dari Stasiun Citayam. Hari itu pukul 08.00 WIB, matahari sudah mulai naik dan terasa panas.
Stasiun Citayam masih ramai orang lalu lalang. Di bagian luar angkot-angkot berhenti menunggu penumpang.
Memang, jalan di depan Stasiun Citayam ini hanya muat untuk 2 mobil dan 2 motor. Jadi ketika semuanya berpapasan arus kendaraan akan sedikit tersendat.
detikcom menyusuri jalan ke arah Pasar Citayam. Harus melewati perlintasan kereta api yang jalannya agak menanjak. Jika palang ditutup karena ada kereta lewat maka dipastikan akan terjadi penumpukan kendaraan. Baik dari arah pasar, maupun dari arah Stasiun bagian depan.
Kebetulan, saat Tim d'House Hunter ingin melintasi, ada kereta lewat dan merasakan antre di dekat palang pintu yang jalannya menanjak. Harus lihai menahan rem supaya kendaraan tidak mundur.
Setelah kereta lewat, Tim d'House hunter melintasi rel kereta. Jalannya memang tidak rata dan bikin 'gujlak-gajluk'. Setelah lewat rel itu, masih belum selesai rintangan.
Macet di depan mata sudah menghadang. Memang macet karena ada pasar dan angkot-angkot yang berhenti untuk menunggu penumpang. Lalu bergantian dengan kendaraan dari arah pasar yang ingin ke stasiun bagian Depan atau ke kampung Plered.
Lebar jalan masih tidak berubah, bahkan terkesan lebih sempit. Karena di sisi kiri dan kanan banyak pertokoan dan pedagang-pedagang hingga banyak orang berjalan kaki.
Di sisi kiri ada Pasar Citayam yang menjual banyak kebutuhan mulai dari bahan makanan sampai dengan barang kebutuhan lainnya.
Tepat di dekat pasar, terdapat marka jalan yang menunjukkan arah Bojonggede ke kiri dan Sawangan ke kanan. d'House Hunter menyusuri ke arah Bojonggede. Lagi-lagi lebar jalan tidak berubah, masih terkesan sempit.
Setelah belok ke kiri, kami disambut dengan jalanan rusak parah, lubang di mana-mana. Kalau hujan tiba, dipastikan jalan ini akan menjadi kolam. Untung saja, hari itu cerah jadi kami bisa melewati jalan dengan lebih mudah.
Jika diperhatikan, sepanjang jalur itu tidak ada got atau saluran pembuangan air. Padahal banyak ruko atau toko yang berdiri di pinggir jalan tersebut. Memang, jalan ini dekat dengan sungai di sisi kanan jalan.
Jalan rusak ini masih harus kami lewati. Sampai akhirnya kami belok ke arah Jalan Raya Susukan. Nah di sini jalan sudah jauh lebih mulus dan nyaman untuk dilewati. Meskipun lebarnya tidak beda jauh dengan jalan dekat stasiun itu.
(kil/dna)