Kembali menggeliatnya roda perekonomian mendorong meningkatnya lagi arus lalulintas kendaraan di jalan raya. Kondisi ini memicu terjadinya kemacetan di simpul-simpul jalan ibu kota yang sempat lengang dua tahun lamanya imbas pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi virus Corona.
Kondisi lalulintas itu menjadi sentimen tersendiri bagi industri perumahan di tanah air, khususnya di ibu kota dan wilayah penyangga di sekitarnya. Salah satu yang terasa adalah meningkatnya pamor hunian nempel stasiun atau transit oriented development (TOD).
Senior Manager Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia Ringkardo Goratama mengatakan, kawasan TOD memiliki potensi yang sangat besar dibandingkan dengan kawasan non TOD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pengembangan properti TOD itu menerapkan multi fungsi dan terintegrasi Tidak hanya dari kemudahan akses stasiun transportasi tapi juga sebagai peruntukan untuk meningkatkan intensitas pemanfaatan ruang berupa kemudahan untuk memaksimalkan koefisien dasar bangunan dan koefisien lantai bangunan," jelas dia.
Insentif rasio ini, lanjut dia, dapat diperoleh pengembang ketika mengembangkan di dekat kawasan TOD. Apalagi, pengembangan produk di area TOD seharusnya memiliki permintaan yang lebih kuat. Dari sisi investor, TOD dapat menghadirkan pasar sewa captive yang menarik untuk apartemen atau penggunaan komersial.
"Hasil positif lainnya bagi pemilik properti ketika mengembangkan konsep TOD di kawasan atau sekitarnya, adalah nilai properti yang lebih tinggi dibandingkan kawasan non-TOD," jelas dia.
Secara umum, manfaat pengembangan TOD ke depan bagi masyarakat adalah berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan dan polusi.
Colliers melihat konsep TOD akan membantu menjawab beberapa permasalahan di kota-kota seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Selain itu, produk pengembangan di kawasan TOD harus mendapat permintaan yang baik dari warga dan investor properti.
"Orang yang tinggal dan bekerja di area TOD akan memiliki akses mudah ke tempat kerja, rumah, dan aktivitas. Dengan mudah menjangkau pusat-pusat aktivitas melalui jalan kaki atau bersepeda akan terbentuk gaya hidup sehat, dimana budaya jalan kaki dan hidup aktif menjadi gaya hidup baru," beber dia.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Meningkatknya pamor hunian TOD tersebut salah satunya juga terasa di proyek Bhumi Svarga Adhi City Sentul yang dikembangkan PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP).di atas lahan seluas 120 hektar.
Bhumi Svarga merupakan cluster rumah tapak yang menawarkan konsep work-life-play balance, keseimbangan kehidupan dengan akses mumpuni ke pusat-pusat kegiatan Jabodetabek serta adaptasi konsep walkable dan bike-friendly dalam pengembangan Transit Oriented Development melalui bike nest, dedicated bike lane, serta organic walkways.
Pada tahap Early Bird, Bhumi Svarga diluncurkan dengan unit terbatas sebanyak 31 unit, harga perdana mulai dari Rp 689 Juta (sudah termasuk PPN) dengan beragam pilihan yaitu Tipe ASOKA (LB 30 m2, LT 60 m2) dan Tipe KAYANA (LB 36 m2, LT 72 m2). Tipe ASOKA & KAYANA yang menawarkan pengalaman hidup yang lebih sehat melalui inner court & inner garden di dalam rumah, pencahayaan natural yang maksimal, cross ventilation yang optimal serta pengalaman berinteraksi dengan alam yang masih terjaga sehari-harinya. Bhumi Svarga hadir di atas lahan seluas sekitar 7 hektar, menawarkan hunian eksklusif bernuansa alami.
Project Director Adhi City Sentul, Nanang Safrudin Salim mengungkapkan optimismenya atas pengembangan 120 hektar di Adhi City Sentul.
"Melihat respon konsumen terhadap pembelian properti yang meningkat seiring dengan bangkitnya sektor properti. Kami optimistis Bhumi Svarga dapat menjadi jawaban kebutuhan masyarakat dengan berbagai keunggulan pengembangan kota baru terkoneksi dengan transportasi massal dan dekat dengan alam," jelas dia.
Adhi City Sentul memiliki visi sebagai Integrated Future City, pengembangan kota baru menyelaraskan konsep Natural Living dan Mixed-use Development dengan menghadirkan fasilitas cluster perumahan tapak dan low-rise vertical, pusat bisnis dan finansial, fasilitas sosial, leisure yang dekat dengan alam serta infrastruktur transportasi massal yang terintegrasi dengan rencana Stasiun LRT Sentul di tahap pembangunan kedua LRT Jabodebek.
Rencana tahap selanjutnya LRT Jabodebek serta infrastruktur besar lainnya membuat Kawasan Sentul menjadi Sunrise Property. Selain itu, konsep mixed-use dengan beragam fasilitas di dalam kawasan Adhi City Sentul juga menambah value yang ditawarkan serta dapat menjadi pertimbangan penting baik end user maupun investor untuk menjadikan kawasan ini sebagai hunian terbaik.
Lokasi strategis Adhi City Sentul berada di 0 km gerbang tol, hanya 1 menit dari Pintu Toll Sirkuit Sentul, KM 33 Jagorawi.
(dna/dna)