Pengembang Ragu Pembangunan Rumah Subsidi Tembus Target, Ini Alasannya

Pengembang Ragu Pembangunan Rumah Subsidi Tembus Target, Ini Alasannya

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Kamis, 25 Mei 2023 22:51 WIB
Memiliki rumah sendiri jadi impian dan keinginan setiap orang sebagai salah satu kebutuhan pokok. Tapi, tak sedikit dari mereka yang kesulitan dengan beragam alasan.

Salah satu alasan yang paling banyak dialami yakni berasal dari profesi sektor informal atau masyarakat yang berpenghasilan rendah. Bank BTN pun punya solusinya. Semua itu bisa diwujudkan dengan cara memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR) dari Bank BTN yang didukung oleh pemerintah dengan beragam stake holder terkait.
Ilustrasi.Foto: Rachman_punyaFOTO
Jakarta -

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah menargetkan dapat membangun 172.000 rumah subsidi sepanjang tahun ini.

Namun, ia tidak yakin target tersebut dapat tercapai karena harga rumah subsidi belum dinaikkan hingga saat ini.

"Karena kaitannya dengan apa? Produksi, proses, proses perbankan, itu kan juga perlu waktu," ujarnya di Sari Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan untuk membangun satu unit rumah diperlukan waktu setidaknya dua bulan. Untuk membangun satu unit rumah, diperlukan setidaknya satu kelompok tukang. Biasanya, untuk pengembang kelas menengah dapat membangun sekitar 100 unit rumah.

"Jadi rata-rata satu perumahan yang menengah itu sampai 30 kelompok (tukang). Artinya, untuk dua bulan untuk 30 kelompok ya 30-an unit," paparnya.

ADVERTISEMENT

Junaidi mengatakan, apabila pada awal tahun ini terjadi kenaikan harga rumah subsidi, setidaknya bisa mencapai 70% dari pembangunan rumah subsidi. Namun, karena hingga akhir Mei 2023 tidak kunjung ada kenaikan harga rumah subsidi, setidaknya akan ada sekitar 100.000 unit rumah subsidi yang akan terbangun. Adapun, hingga saat ini sudah terbangun 30-40.000 unit rumah subsidi oleh pengembang yang tergabung dalam Apersi.

"Produksi tahun ini, bisa saja tahun depan menurun, bisa saja tahun ini naik. Karena apa? Bisa saja tahun ini mungkin aja mengurus proses-proses perizinan, tahun depan jualan, bisa juga sebaliknya. Fenomenanya seperti itu. Jadi bisa aja tahun kemarin kita agak turun realsisasinya," ungkapnya.

Sebagai informasi, pada tahun lalu, Apersi menargetkan membangun 110.000 unit rumah subsidi. Realisasinya, terdapat sekitar 70.000 unit rumah subsidi dibangun atau 70% dari target.

"Sekarang (target) 172.000 unit, realsisasinya, kalau itu (kenaikan harga rumah subsidi) di awal tahun kemaren perkiraan kita 120.000-an unit (terbangun), kalau 70% (dari target). Tapi kayaknya sulit dengan sisa waktu yang sekarang," ujarnya.

"Kalau untuk mencapai target kita yang 170.000 unit kayaknya pesimis. 100.000 unit mungkin kita bisa," ujar Junaidi.

Apabila pembangunan rumah subsidi yang ditargetkan oleh Apersi tidak tercapai, kemungkinan target pemerintah membangun 229.000 unit rumah subsidi tidak tercapai. Hal ini juga bisa berdampak pada target Program Sejuta Rumah (PSR) tahun ini. Sebab, pengembang yang tergabung dalam Apersi menyumbang pembangunan rumah subsidi yang cukup besar.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Sebagai informasi, target penyaluran fasilitas Likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) pada tahun 2023 naik menjadi 299.000 unit senilai Rp 25,18 triliun. Sebelumnya, BP Tapera menargetkan penyaluran FLPP 2023 hanya 220.000 unit dengan nilai yang sama.

Walau terdapat kenaikan target, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR Haryo Bekti Martoyoedo optimis bisa mencapainya.

"Sebenarnya kalau target dari yang subsidi kalau menurut kami itu tetap akan bisa dipenuhi. Dari sisi backlog sendiri kan di atas itu, di atas 220 (ribu) kan alokasi dari dana yang kami punya aja, sementara kebutuhannya pasti lebih besar lagi, di atas itu," ujarnya kepada wartawan.

Sebagai informasi, angka backlog atau kebutuhan akan hunian rumah mencapai 12,75 juta unit. Realisasi penyaluran rumah subsidi hingga bulan Mei 2023 mencapai 34% atau sekitar 74.000 unit dari total target 229.000 unit. Adapun penyaluran FLPP sepanjang 2022 mencapai 226.000 unit senilai Rp 25,150 triliun.


Hide Ads