Cerita Sudirman Said yang Akhirnya Izinkan Freeport Ekspor MIneral Lagi

Cerita Sudirman Said yang Akhirnya Izinkan Freeport Ekspor MIneral Lagi

- detikFinance
Minggu, 25 Jan 2015 18:03 WIB
Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Freeport Indonesia memperpanjang nota kesepahaman (MoU) terkait renegosiasi kontrak kerjasama selama 6 bulan ke depan. Kesepakatan telah diambil ada tanggal 23 Januari 2015.

"Maka 23 Januari kemarin, pemerintah memutuskan untuk perpanjangan MOU, kontraknya belum diputuskan," ungkap Menteri ESDM Sudirman Said dalam konferensi pers di Gedung ESDM, Jakarta, Minggu (25/1/2015)

Pembahasan Freeport ini dimulai pada Juli 2014, di mana pemerintahan yang lama sudah menandatangani MoU dengan perusahaan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah sebelumnya buat suatu MoU untuk masa waktu 6 bulan, yaitu waktu diperlukan untuk negosiasi, terkait perpanjangan KK Freport, yang akan habis pada tahun 2021," jelasnya.

Saat dia diangkat menjadi Menteri ESDM, persoalan ini menjadi salah satu fokus utama Sudirman dalam program kerjanya. Dalam penanganannya, Ia juga tak lupa berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo dan Wakilnya Jusuf Kalla (JK). Hingga Desember 2014, proses diskusi antara pihaknya dengan Freeport dimulai.

"Kita berulang kali diskusi dengan Freeport Mc Moran dan menyepakati item yang akan dibicarakan," sebut Sudirman.

Poin-poin penting yang dibicarakan tersebut mencakup batasan luas wilayah, penerimaan negara (royalti), divestasi saham, kewajiban pengolahan dan pemurnian, tingkat penggunaan barang dan jasa dalam negeri dan perpanjangan kontrak.

Yang menjadi sorotan pemerintahan sekarang adalah konstribusi nyata Freeport bagi Indonesia dan Papua pada khususnya.

"Semua sepakat kecuali yang berkaitan dengan kontribusi Freeport ke negara," kata Sudirman.

Hinga akhirnya, pada 23 Januari kemarin, MoU antara pemerintah dengan Freeport diperpanjang selama 6 bulan ke depan, dengan catatan Freeport harus menyelesaikan pembangunan smelter dan memperbesar kontribusinya pada pemerintah. Di samping itu, Freeport masih diizinkan untuk mengekspor mineral mentah.

Di samping itu, kehadiran pemerintah masih terhitung baru. Sehingga dibutuhkan waktu yang cukup panjang dengan perusahaan untuk membahas poin renegosiasi.

"Kita cari waktu untuk menyepakati. Karena pemerintahan ini baru. Maka berkaitan dengan Papua kita ingin mendorong pembangunan di Papua," tukasnya.



(mkl/zul)

Hide Ads