Pengujian dilakukan dengan menggandeng Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggunakan pesawat udara Beechcraft King Air B350-i dengan registrasi PK CAP.
"Pengujian ini melakukan beberapa manuver untuk memvalidasi delapan prosedur penerbangan berbasis satelit atau performance-based navigation (PBN)," ujar Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia Yohanes Sirait dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu (1/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, kegiatan validasi untuk memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan di Bandara Kertajati. Rencananya, bandara akan mulai beroperasi pada bulan Mei 2018 mendatang.
"Dalam dua hari ini kalibrasi Kertajati telah menyelesaikan 8 prosedur berupa Standard Instrument Departure (SID) 4 prosedur, Standard Arrival Runway (STAR) 2 prosedur dan Instrument Approach Procedure (IAP) 2 prosedur," ungkapnya.
Dengan begitu, dia menambahkan, operasional penerbangan di BIJB siap dilaksanakan. Dia juga mengatakan, pembangunan towerair traffic control (ATC) sudah rampung.
"Proving flight ini menjadi salah satu bukti bahwa operasional penerbangan di BIJB sudah siap dilaksanakan. Dari sisi AirNav, progres pembangunan tower ATC (air traffic control) sudah rampung dan hanya finishing beberapa hal kecil. Personel navigasi penerbangan juga sudah kami siapkan, termasuk program training untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian mereka," jelas Yohanes.
Sebagai tambahan, AirNav Indonesia telah menginvestasikan Rp 149 miliar untuk operasional navigasi penerbangan di BIJB. Investasi itu terdiri dari Rp 109 miliar untuk peralatan communication, navigation, surveillance and automation (CNS-A) dan Rp 40 miliar untuk pembangunan tower ATC.
Sedangkan, untuk personel navigasi penerbangan pada tahap awal akan ditempatkan sembilan orang ATC, tiga orang aeronautical communication (COMM), enam orang teknisi CNS (communication, navigation, surveillance) dan satu orang teknisi support. (dna/dna)