10 Proyek Infrastruktur Pakai Skema Pendanaan Dermawan

10 Proyek Infrastruktur Pakai Skema Pendanaan Dermawan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 02 Apr 2018 12:40 WIB
Foto: Citra Fitri Mardiana/detikFinance
Jakarta - Pemerintah akan memaparkan 10 proyek dengan skema blended finance atau pembiayaan campuran di acara World Economic Forum (WEF). Acara tersebut akan berlangsung April ini di Washington, Amerika Serikat (AS).

"Nanti 18 April kami diundang ke Washington oleh World Economic Forum memaparkan proyek-proyek mana aja yang feasible. Mungkin ada 10 proyek sudah siap bisa besarnya berapa miliar dolar," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, di komplek Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).

10 proyek tersebut antara lain pembangkit listrik dari sampah, panas bumi, dan sarana transportasi. Luhut juga sudah berdiskusi langsung dengan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso terkait skema pembiayaan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Waste to energy, urban transport, ada geothermal ada banyak. Sekarang yang sudah ada studinya bisa datang nilai proyeknya IRR mesti kita lihat. Kami bekerja terintegrasi kebetulan banyak di bidang saya menyangkut masalah ini, saya lapor ke Pak Wimboh," terang Luhut.

Skema blended finance menjadi alternatif bagi pemerintah dalam merealisasikan suatu proyek pembangunan infrastruktur, terutama dari skema-skema yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, ketergantungan terhadap APBN bisa berkurang.

Skema pembiayaan ini memanfaatkan dana-dana filantropis alias dermawan yang ada di dunia. Dana filantropis yang disimpan di perbankan bisa disalurkan dalam instrumen pembiayaan yang akan disiapkan pemerintah, termasuk infrastruktur.

Dalam kesempatan yang sama, Wimboh mengatakan proyek infrastruktur yang bisa didanai menggunakan skema ini adalah proyek yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan beban di masa mendatang.

"Ini adalah untuk mengoptimalkan pembiayaan yang juga dia tunduk kepada kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan di mana itu harus environment friendly harus kurangi social cost masa depan, sehingga generasi ke depan nggak usah betuli social cost. Setiap proyek yang ada comply kepada itu," kata Wimboh. (ara/hns)

Hide Ads