Kementan Sebut Komoditas Pangan Jaga Inflasi Rendah

Kementan Sebut Komoditas Pangan Jaga Inflasi Rendah

Moch Prima Fauzi - detikFinance
Kamis, 02 Agu 2018 15:05 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis Perkembangan Angka Inflasi bulan Juli 2018. Pada Juli 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,14. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Tercatat, kelompok bahan makanan pada Juli 2018 yang hanya memberi andil terhadap inflasi tersebut sebesar 0,17%. Komoditas pertanian yang sempat mengalami kenaikan harga pada Juli 2018 yakni telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing 0,08% dan 0,07%.


Kementerian Pertanian mengklaim andil komoditas pertanian terhadap kenaikan inflasi pada Juli 2018 terbilang kecil. Sebab hanya telur ayam ras dan daging ayam ras yang memberikan andil cukup besar, sementara komoditas pertanian lainnya memberikan andil dominan terhadap deflasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Komoditas pertanian yang dominan memberikan andil deflasi itu seperti bawang merah sebesar 0,05%, cabai merah sebesar 0,02%, daging sapi 0,01%, bawang putih 0,004%, kentang 0,002%, wortel 0,002%, papaya 0,0025%, kelapa 0,003%," ungkap Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementan, I Ketut Kariyasa, dalam keterangan tertulis, Kamis, (2/8/2018).


Lebih lanjut Ketut menyebutkan, pada bulan Juli lalu memang terjadi sedikit kenaikan harga beras, namun andilnya terhadap inflasi dikatakan kecil yakni 0,001. Hal ini terlihat jika dibandingkan andil beras terhadap bulan Januari dan Februari 2018 yang diklaim memiliki perbedaan cukup besar. Andil beras terhadap inflasi bulan Januari sebesar 0,24% dan Februari sebesar 0,04%.

"Jadi, secara keseluruhan, andil komoditas pertanian terhadap inflasi di bulan Juli 2018 ini sangatlah kecil. Artinya harga pangan secara keseluruhan masih stabil. Adapun kenaikan telur dan ayam bulan lalu, itu karena rantai pasok. Namun harganya saat ini kian menurun," pungkas Ketut. (ega/hns)

Hide Ads