RI Lobi AS Redam Ancaman Perang Dagang, Ini Hasilnya

RI Lobi AS Redam Ancaman Perang Dagang, Ini Hasilnya

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Senin, 06 Agu 2018 20:42 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) akhir Juli 2018. Tujuan utama Mendag ke AS bertemu United States Trade Representative (USTR) membahas 124 produk ekspor Indonesia yang menerima fasilitas generalized system of preferences (GSP).

Pembahasan itu dilakukan bersama Duta Besar USTR Robert E Lighthizer di Washington DC, Amerika Serikat (AS).

"Dinner di kediaman Dubes dengan 8 congressman dari 4 negara bagian yang juga dihadiri Deputi USTR, kita mendapatkan support. Saya sampaikan semua peningkatan perdagangan ini bisa terjadi kalau ekonomi kita tumbuh, dan salah satu persyaratannya GSP kita tetap diberikan," ujar Enggartiasto di Kementerian Perdagangan, Senin (6/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat ini Pemerintah AS melalui USTR mengevaluasi produk-produk ekspor Indonesia yang masih layak mendapat fasilitas GSP. Melalui GSP Pemerintah AS memberi potongan bea masuk terhadap produk ekspor sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Jika produk tersebut dikeluarkan dari GSP, otomatis akan terkena bea masuk lebih mahal. Enggartiasto menyampaikan kepada Robert E Lighthizer untuk mendukung 124 produk ekspor Indonesia mendapat fasilitas GSP.


Menurutnya Lighthizer akan menyampaikan permintaan tersebut ke Presiden Donald Trump.

"Lighthizer katakan dia sangat happy dan segera akan dilaporkan ke Presiden Trump, dan pagi itu Lighthizer juga dipanggil Trump untuk umumkan pertumbuhan ekonomi 4,1%. Saya orang asing pertama yang tahu itu, saya katakan itu berita bagus tapi ada kabar tidak kalah bagus yakni peningkatan perdagangan dengan Indonesia. Jadi terkait GSP facility saya bilang I need your support," tutur pria yang biasa disapa Enggar itu.

Selain kepada USTR, Enggar juga meminta dukungan para pengusaha AS melalui US Chamber of Commerce (Kadin AS).

"Tadi saya sudah ketemu Ketua Kadin, jadi nanti antara Kadin, US Chamber of commerce dan USINDO sepakati itu. Lalu dia tanyakan soal GSP dan saya katakan I need your support. Jadi cara negosiasi kita tidak meminta, tapi menjelaskan dan melakukan transaksi," tutur Enggar.


Enggar menambahkan setelah pertemuan tersebut, hasilnya tetap di tangan pemerintah AS, tetap mempertahankan 124 produk ekspor RI masuk dalam GSP atau dikeluarkan sebagian.

"Jadi sekarang kita tunggu saja karena itu sepenuhnya di tangan mereka. Jadi bargain kita, kita lakukan langkah-langkah konkrit. Kita jelaskan semua karena kita mitra strategis AS dan itu based on trust," tutur Enggar. (hns/eds)

Hide Ads