Hanya saja, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, sentimen krisis Turki karena anjloknya mata uang negara tersebut, yakni lira masih patut diwaspadai.
"Harapannya indeks ada rebound sedikit setelah penurunan 3%. Tapi kalau lira masih melemah kemungkinan indeks bisa terkoreksi lagi," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Senin (13/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita pikir support index di 5.800 resisten 5.950 ya. Jadi mungkin harapannya ada rebound sedikit di pasar," sebutnya.
"Setelah penurunan hari ini kan sekitar 3% banyak sekali penurunannya. Harusnya pasarnya ada rebound sedikit. Tapi ini juga terpengaruh faktor krisis di Turki sendiri. Kalau krisis berlanjut, itu masih akan melemah (IHSG)," tambahnya.
Sementara itu, Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksikan IHSG mengawali perdagangan besok berada dikisaran 5.841-6.117.
"Kalau rentang gerak sih masih terlihat antara 5.841-6.117 ya. Jadi sepertinya memang masih akan berada dikisaran itu," sebutnya.
Namun dia menilai anjloknya IHSG lebih disebabkan sentimen data current account deficit (CAD) alias defisit neraca transaksi berjalan yang masih melebar.
"Cuma penurunan saya lihat sih dampaknya temporary ya. Kemungkinan besok atau lusa dengan redanya tekanan jual, harusnya sudah mulai rebound. Apalagi kemarin sudah beberapa waktu bertahan di atas 6.000 kan," tambahnya.
Saksikan video ' Washington-Ankara Memburuk, Pengaruhi Rupiah terhadap Dolar ':
(fdl/fdl)