Kontrak baru WIKA tersebut berasal dari sektor infrastruktur dan gedung sebesar Rp 17,44 triliun, dan sektor industri sebesar Rp 4,63 triliun. Sektor energi dan industrial plant berkontribusi sebesar Rp 725,59 miliar dan Rp 657,23 miliar disumbangkan oleh sektor properti.
Meski belum sampai separuh dari target yang ditentukan, Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan bahwa capaian WIKA termasuk yang tertinggi dalam industri konstruksi Indonesia. Dia yakin perolehan kontrak baru di semester II-2018 akan lebih besar sehingga bisa mencapai target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tumiyana menambahkan, pertumbuhan WIKA saat ini tidak ada lagi mengandalkan proyek yang berasal dari pemerintah. WIKA akan lebih aktif memperluas pasar konstruksi dengan mengandalkan sinergi BUMN dan sektor swasta.
"Bisa dilihat dari komposisi kepemilikan proyek. Sinergi BUMN berhasil menyumbangkan kontrak terbesar yaitu 37,58%, disusul oleh swasta dengan kontrak baru sebesar 37,57%. Sementara itu, kontrak baru yang berhasil diraih dari pemerintah sebesar 24,85%," terangnya.
Adapun proyek terbaru yang berhasil diraih perseroan di antaranya Bendungan Tiga Dihaji Oku Selatan, Sumatera Selatan, pembangunan Dermaga Pelabuhan Bagendang di Kalimantan Tengah dan Dermaga Multipurpose Pelabuhan Bumoharjo di Jawa Timur dan pembangunan persekolahan di Jakarta paket 1,2 dan 5. (das/ara)