Proyek Listrik 15.200 MW Ditunda, Ini Saran Pengusaha ke ESDM

Proyek Listrik 15.200 MW Ditunda, Ini Saran Pengusaha ke ESDM

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 05 Sep 2018 21:39 WIB
Foto: Dok APLSI
Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk menunda proyek ketenagalistrikan sebanyak 15.200 megawatt (MW) dari total 35.000 MW. Penundaan tersebut dilakukan untuk meredam tekanan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah karena bahan proyek yang diimpor.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang mengatakan meredam gejolak dolar AS juga bisa dilakukan dengan peningkatan sumber energi listrik dalam negeri. Dengan demikian, proyek ketenagalistrikan bisa tetap berlanjut.


"Kalau misalnya dibilang rupiah, kita juga ingin menggiatkan misalnya komponen fuel berbasis rupiah kan banyak di sini kan," kata Arthur di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penggunaan sumber energi listrik dalam negeri yang bisa ditingkatkan, antara lain energi baru terbarukan (EBT).


"Penggunaan fuel impor, panas bumi geothermal dalam negeri itu juga dari sisi lingkungan sifatnya energi baru terbarukan," tambah Arthur.

Mengenai peningkatan komponen dalam negeri, pihaknya mengatakan bahwa dibutuhkan kesiapan dari industri untuk menyediakannya. Pasalnya, kebutuhan bahan pembangkit listrik yang diimpor cukup besar.


"Itu butuh kerja sama dan koordinasi sama departemen lain, contoh kita ingin tingkatkan TKDN pasti dari industri lah. Saya rasa itu bukan dari ESDM kita ngomong kepada Kemenperin kesiapan komponen lokal," kata Arthur.

Selain itu, ia juga menginginkan kepastian investasi di sektor ketenagalistrikan. Keputusan pemerintah menunda proyek 15.200 MW juga dinilainya masih perlu dibuat aturan lagi.

"Kita belum bisa memastikan kecuali itu bentuknya Permen atau juklak atau surat edaran," ujar Arthur. (ara/hns)

Hide Ads