Dalam setiap penyusunan APBN pun, pemerintah dan DPR selalu sepakat untuk menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi di level 5% dan tidak pernah ada yang menyepakati angka 7% seperti yang tertulis di RPJMN 2015-2019.
Menurut Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B Hirawan menilai angka pertumbuhan ekonomi nasional di level 5% merupakan posisi yang ideal di tengah ketidakpastian global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya angka pertumbuhan 5% memang masih jauh dari target pemerintah, namun ada beberapa capaian yang bisa dianggap berhasil. Contohnya inflasi di level rendah dan angka kemiskinan maupun ketimpangan turun meski ekonomi hanya tumbuh di level 5%.
"Jadi poin saya, buat apa sibuk dengan kuantitas, di tengah ketidakpastian ekonomi global. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini justru menurut saya cukup berkualitas karena mampu mengurangi penyakit-penyakit ekonomi yang mendasar tadi," ujar Fajar.
Fajar menyarankan 4 hal kepada pemerintah apabila ingin mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi. Pertama, menjaga laju inflasi demi meningkatkan daya beli masyarakat, karena konsumsi rumah tangga merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kedua, terus bekerja dan berkomitmen untuk memperbaiki iklim investasi dan berusaha di Indonesia demi meningkatkan ketertarikan investor dalam/luar negeri.
Ketiga, terus tingkatkan belanja pemerintah untuk sektor-sektor yang produktif (infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan). Keempat, kurangi ketergantungan impor dengan cara meningkatkan kapasitas industri dalam negeri Indonesia. (hek/hns)