Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan target pertumbuhan ekonomi tercatat dalam RPJMN Tahun 2015-2018 merupakan pedoman.
"RPJMN itu dinamis, RPJM dibuat jauh hari sebelumnya, jangankan itu menyusun asumsi dalam hitungan minggu saja meleset," kata Askolani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang dilakukan adalah membangun infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia agar menciptakan ekonomi yang lebih merata.
Baca juga: Ekonomi RI 7%, Pengamat: Pakai Magic |
Hanya saja, Askolani mengaku bahwa pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah tidak memberikan dampak instan terhadap perekonomian nasional.
"Infrastruktur tidak bisa bangun terus tubuh, butuh waktu, kalau ini hanya sambilan tidak ada gunanya, tapi kalau konsisten bangun jalan terbuka, pelabuhan jadi, bandara bagus, jadi yang nikmati bukan sekarang, tunggu 3-4 tahun ke depan itu kan memacu," jelas dia.
Yang penting, kata Askolani, pelaksanaan APBN selama empat tahun belakangan ini lebih baik dan kredibel, salah satu contoh nyatanya adalah ampu mengurangi angka kemiskinan di bawah 10%.
Selain itu, pemerintah juga berhasil mengelola defisit APBN ke level yang lebih rendah, bahkan keseimbangan primer menuju arah positif.
"APBN sangat mendukung dan cukup kuat, kita bisa dukung pembelanjaan semakin baik dan berkualitas, defisit APBN kita bisa lebih rendah di bawah 2%, keseimbangan kita bisa kembali mendekati nol, utang kita tetap terkendali 30%, nggak ada lonjakan signifikan," ungkap dia.