Dari hasil rapat Federal Open Market Commitee (FOMC) The Fed menetapkan Fed Fund Rate tetap di kisaran 2-2,5%.
Mengutip CNBC, Jumat (9/11/2018), pelaku pasar memang telah berekspektasi The Fed menaikkan bunga acuan pada Desember tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom Bank of America Meril Lynch, Michelle Meyer menjelaskan keputusan Fed untuk menahan bunga juga karena mulai adanya pertumbuhan investasi yang cepat pada awal tahun ini namun melambat jelang akhir tahun.
Menurut dia, tidak ada data yang detail terkait penurunan investasi tersebut. Yang pasti sejumlah rencana investasi terkendala oleh perang dagang antara AS dan China.
"Ekonomi awal tahun sudah terlalu kuat. Namun rata-rata pertumbuhan akhir tahun hanya sekitar 3%," kata Meyer dikutip dari CNBC.
Menurut Meyer pemerintah AS juga tidak menyebutkan data pertumbuhan properti, aksi jual saham hingga transaksi di pasar keuangan.
Meyer menambahkan, pertengahan Oktober saat Gubernur The Fed Jerome Powell membuat pernyataan jika stance bank sentral adalah hawkish dan akan gencar menaikkan suku bunga.
"Suku bunga masih akomodatif. Kita menjauhi titik netral saat ini," kata Powell saat diwawancara PBS beberapa waktu lalu.
Sejak Desember 2015 bank sentral AS memang telah menyetujui kenaikan suku bunga sebesar 25 bps. Ini menjadikan bunga acuan AS terus meningkat hingga tahun ini.
Strategic Investment dari Allianz Investment Management Charlie Ripley menjelaskan kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember memang sudah diproyeksikan sejak awal tahun. "Tapi The Fed juga memiliki pandangan berbeda karena pasar juga bergerak," imbuh dia.