"Dwi Soetjipto dan Ignasius Jonan (Menteri ESDM) merupakan dua orang yang pernah sukses memimpin BUMN. Mereka harus bekerja sama meningkatkan produksi minyak di Indonesia," kata Farial dalam keterangan tertulis, Senin (3/12/2018).
Saat ini produksi minyak Indonesia hanya 750.000 barel per hari. Padahal kebutuhan setiap hari mencapai 1,5 juta barel. Sehingga perlu peningkatan produksi agar bisa mengurangi defisit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Anggota Komisi VII dari FPPP lainnya, Joko Purwanto, meminta Dwi Soetjipto untuk memberikan perhatian dan komitmen besar pada hulu di sektor migas. Sektor hulu yang berjalan dengan baik diharapkan bisa meningkatkan produksi minyak.
Hulu menjadi penting mengingat saat ini ada sejumlah blok yang ditinggalkan pengelolaannya yang lama dan diambil alih oleh Pertamina. Selain itu ada sejumlah blok migas baru yang ditemukan.
"Ada Blok Mahakam yang kini dikelola Pertamina. Juga Blok Rokan yang sebelumnya dikelola Chevron akan diambil alih oleh Pertamina," kata Joko.
Joko menambahkan, SKK Migas tidak bisa lagi hanya melakukan penunjukan pada perusahaan migas baru internasional untuk mengelola blok yang ada. Namun hulu juga harus melibatkan perusahaan nasional.
Sebagai informasi, Menteri ESDM, Ignasius Jonan melantik Dwi Soetjipto sebagai Kepala SKK Migas pada Senin (3/12/2018) berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 57/M Tahun 2018 tanggal 30 November 2018. Dwi Soetjipto menggantikan Amien Sunaryadi masa jabatannya berakhir pada 18 November 2018 lalu. (mul/ega)