Pergerakan indeks terseret oleh pelemahan pada indeks bursa saham Asia Pasifik dikarenakan ancaman perlambatan ekonomi. Adapun China, indeks manufaktur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam 19 bulan.
Baca juga: Perdagangan Perdana 2019, IHSG Merah |
Melemahnya manufaktur di China meluas ke ekonomi Asia lainnya, dengan aktivitas manufaktur Malaysia juga menyusut, mencatatkan laju ekspansi paling lemah sejak survei dimulai 2012. Meski demikian, sebenarnya Indonesia berhasil merilis data Indeks Manufaktur bulan Desember 2018 yang tercatat naik ke level 51,2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perdagangan awal tahun di bursa saham AS, kompak ditutup dalam teritori positif meskipun cenderung bergerak terbatas. Indeks Dow Jones naik tipis 0,08%, S&P menguat 0,13%, dan Nasdaq terangkat 0,46%.
Terbatasnya pergerakan indeks tersebut salah satunya dikarenakan kekhawatiran pasar terkait ketidakpastian arah kesepakatan AS dan China. Selain itu rilisnya data Market Manufacturing PMI Final AS bulan Desember yang turun ke level 53,8 dari sebelumnya di level 53,9 mengindikasikan masih belum adanya pertumbuhan signifikan pada industri manufaktur AS.
Adapun pemberat indeks lainnya juga berasal dari pemangkasan Forecasting pendapatan Apple seiring melemahnya permintaan iPhone.
IHSG ditutup melemah sebesar 0,2% ke level 6.181. IHSG ditutup candle bearish dengan indikator Stochastic masih bullish dan MACD histogram bergerak ke arah positif dengan volume turun. Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat dengan pergerakan di kisaran 6.152-6.273. (ara/ara)