Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, komponen pembentuk tarif listrik seperti kurs, energi primer, dan inflasi.
"Kan sekarang kurs stabil, ICP (Indonesia Crude Price/Harga Minyak Mentah Indonesia) sudah turun kan sekarang US$ 50-an, sudah bisa diterima PLN. Batu bara sudah di keep bahkan lebih kecil US$ 70 per ton," kata dia di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (4/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, tarif listrik sendiri dievaluasi 3 bulan sekali. Meski demikian, penyesuaian tak dilakukan mengingat komponen pembentuk tarif seperti nilai tukar, ICP, dan inflasi masih baik.
"Memang ada namanya tarif adjusment yang dimungkinkan. Sementara ini kita tidak pakai tarif adjusment karena parameternya masih OK," ujarnya.
Menurutnya, tarif yang dipertahankan ini tidak akan membebani PLN. Menurutnya, PLN bukanlah perusahaan yang semata-mata mencari untung.
"Emang you itung bebannya tinggi, bahwa listrik PLN nggak bisa disamakan perusahaan profit company, PLN itu public utilities company yang dia target itu adalah benefit sebesar-besarnya bagi negara dan masyarakat," tutupnya. (hns/hns)