External Communication Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita memberi penjelasan terkait ketahanan cadangan BBM tersebut. Dia menjelaskan, cadangan BBM sendiri disesuaikan dengan kebutuhan konsumsinya. Menurutnya, kebutuhan masing-masing negara berbeda.
"Pertama gini stock energi BBM sebuah negara diperhitungkan kelaziman kebutuhan, untuk negara-negara itu masing-masing beda, untuk Amerika, Eropa Indonesia dan negara 4 musim beda," kata dia kepada detikFinance, Kamis (17/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya, kenapa, pertama dilihat kebutuhan riil masyarakat segitu, untuk BBM 20 hari aman, kenapa behavior konsumsi, infrastruktur penyimpanan di mana-mana itu mencukupi untuk 20 hari," ungkapnya.
"Yang dipastikan 20 hari bukan cuma 20 hari, artinya setiap hari direfill," tambahnya.
Selanjutnya, dia mengatakan, cadangan bahan bakar biasanya menimbang iklim suatu negara. Bukan hanya itu, cadangan bahan juga menimbang stabilitas negara tersebut.
"Kemudian kita negara tropis beda konsumsi bahan bakar dengan negara 4 musim, saat musim dingin konsumsi bahan bakar cenderung meningkat. Artinya itu pun faktor alam cuaca juga mempengaruhi behavior perhitungan standar aman stock negara itu, itu menjadi pertimbangan bahwa 20 hari aman," terangnya.
"Ada satu lagi, mungkin geopolitik, di negara rawan konflik misal konflik antar negara dalam kondisi perang pasti beda ketahanan bakar minyak pasti beda, itu bisa menjadi referensi berapa stock negara itu," tutupnya.