Investasi untuk Persiapan Pensiun, Jangan Pakai Produk Perbankan

Investasi untuk Persiapan Pensiun, Jangan Pakai Produk Perbankan

das - detikFinance
Selasa, 12 Feb 2019 15:40 WIB
Foto: Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Uang pensiun menjadi faktor yang sangat penting jika ingin hidup tenang di masa tua. Untuk menyiapkannya diperlukan strategi investasi yang tepat.

Kebanyak dari masyarakat Indonesia, terlebih yang awam hanya tahu instrumen investasi yang biasa saja. Produk perbankan misalnya, seperti tabungan konvensional ataupun deposito.

Padahal, kata Head of Sales and Distribution Ashmore Steven Satya Yudha, jika ingin mempersiapkan dana pensiun, produk perbankan bukanlah pilihan yang tepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Sebab untuk menyiapkan investasi yang akan dipetik dalam jangka waktu panjang dibutuhkan instrumen investasi dengan return yang bisa menutupi inflasi.

"Kita itu kerja paling 30 tahun hingga pensiun. Kalau setahun kita saving di bank Rp 5 juta. 30 tahun hanya 150 juta tanpa return retur. 30 tahun ini masa yang singkat," ujarnya di On Three, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Dia menerangkan inflasi sendiri saat ini setiap tahunnya sekitar 3-4%. Namun jika tujuan pensiunnya ingin berfoya-foya yang bersifat konsumtif seperti membeli villa, melawan inflasinya akan lebih berat.

"Inflasi untuk konsumtif itu sekitar 10-20%. Kalau secara keseluruhan memang 3%.

Dia menyarankan agar memulai investasi sedini mungkin. Sebab jika semakin lama maka persentase porsi untuk investasi pensiun semakin besar.

Sementara untuk jenis investasi dalam 15 tahun pertama dia menyarankan untuk memilih instrumen investasi yang memiliki return tinggi yang tentunya risikonya juga tinggi seperti saham ataupun reksadana. Lalu untuk 15 tahun setelahnya dia menyarankan untuk memilih instrumen investasi dengan profil risiko rendah.

"Investasi mulai tidak dari investasi yang konservatif. Kalau tubuh masih kuat mulai pilih investasi dengan agresif yang cenderung return lebih tinggi. Kemudian 15 tahun berikutnya tentu mulai masuk ke instrumen yang konservatif. Kalau dibalik tidak bagus juga buat kesehatan kita," tambahnya.


Untuk porsinya sendiri dia menyarankan untuk menyisihkan 10% dari total pemasukan bulanan. Jika ingin lebih maksimal dia menyarankan 40%.

"Kalau 30-40%. dari income kita ya luar biasa. Tapi oke lah kalau milenial itu kan baru punya duit dia mau spending, beli mobil dan lain oke lah, 10% untuk sisihkan investasi ya lumayan," ujarnya. (das/dna)

Hide Ads