Menjajal Tol Terpanjang RI, Bagaimana Rasanya?

Menjajal Tol Terpanjang RI, Bagaimana Rasanya?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 20 Mar 2019 10:17 WIB
1.

Menjajal Tol Terpanjang RI, Bagaimana Rasanya?

Menjajal Tol Terpanjang RI, Bagaimana Rasanya?
Menjajal Tol Trans Sumatera, Tol Terpanjang yang Diresmikan Jokowi
Jakarta - Tol Bakauheni Terbanggi Besar (Bakter) menjadi salah satu tonggak awal pembangunan Tol Trans Sumatera. Ruas tol Bakter sendiri membentang sepanjang 140,7 km, dan menjadi pemegang rekor ruas tol terpanjang di Indonesia.

detikFinance berkesempatan mencoba dan merasakan melewati tol baru ini, Kamis (14/3/2019). Sepanjang 140,7 km sendiri tol Bakter ini melewati beberapa daerah penting di Lampung, mulai dari Kalianda, Bandar Lampung, Natar, Metro, hingga Terbanggi Besar.

Bagaimana rasanya? Simak hasil penelusuran detikFinance, klik halaman berikutnya.
Pintu masuk tol Bakter ini tidak terlalu jauh dari pelabuhan Bakauheni, tidak butuh waktu lima menit keluar dari pelabuhan hanya butuh berkendara sekitar 5 atau 7 km sudah bisa ditemui gerbang tol Bakauheni Selatan yang mengawali perjalanan ruas tol terpanjang se-Indonesia ini.

Lintasan tol yang melintang panjang di tanah Sumatera itu pun sudah bisa terlihat dari jauh, bahkan saat kapal yang kami tumpangi masih akan merapat di dermaga Pelabuhan Bakauheni. Dari jauh lintasan tol yang berkelok-kelok bagaikan membelah bukit disamping kanan kirinya.

Gersang, merupakan kesan pertama yang kami dapatkan saat menggunakan tol ini. Iklim Sumatera yang memang panas ditambah tol yang lebar dan panjang memberikan kesan gersang bagi para pengemudi.

Meskipun gersang, penampakan di samping kanan kiri tol ini cukup indah dipandang, mulai dari pemandangan perbukitan yang berbaris dengan sangat apik, hijaunya hamparan sawah dan ladang masyarakat. Ada pula pemandangan jalan kelok Lintas Sumatera yang melintang di sebelah tol ini di sekitar Kilometer awal.

Uniknya lagi apabila berjalan pulang dari arah Terbanggi Besar menuju Pelabuhan Bakauheni, mata akan dimanjakan dengan pemandangan pelabuhan yang indah. Dengan biru laut yang diterpa sinar mentari, dan dipadu dengan kapal-kapal yang merapat ke dermaga ataupun yang berlayar melepas tanah Sumatera.

Fasilitas yang ditawarkan tol Bakter ini pun lengkap mulai dari marka jalan, hingga light reflector di pinggir jalur. Penerangan Jalan Umum (PJU) pun tertata dengan rapih dan cahayanya pun terang.

Namun, PJU yang tertata hanya dipasang di dekat-dekat simpang dan pintu keluar tol saja. Apabila hari sudah malam, tol terasa cukup gelap dan pengguna pun harus ekstra waspada. Tapi jangan khawatir light reflector yang sudah lengkap terpasang di sisi kanan kiri jalan, bisa memandu para pengguna untuk tetap berjalan sesuai jalur.

Satu hal yang kurang dari ruas tol Bakter ini, hal tersebut adalah kenyataan bahwa belum selesainya konstruksi rest area sepanjang jalan tol tersebut. Meski begitu, Kepala Cabang Ruas Bakaheuni-Terbanggi Besar, Hanung Hanindito mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan rest area temporer di 3 titik sepanjang 140 km.

"Yang sudah kita siapkan sementara ini sudah ada 3 pasang, di KM33, KM87, dan KM116. Untuk sementara tetap ya kamar mandi, tempat ibadah, SPBU," ungkap Hanung saat ditemui di Pintu tol Bakauheni Selatan.

Menurut pantauan, memang benar rest area yang tersedia bentuknya sangat sederhana. Setidaknya kami temui tiga rest area sepanjang 140 km tol Bakter ini, bentuknya hanya berupa jejeran kontainer yang diisi dengan beberapa pedagang yang menjajakan makanan kecil maupun minuman, lalu ada toilet portable, dan kontainer yang diperuntukan untuk tempat ibadah.

Untuk sarana SPBU, kami baru bisa menemuinya di rest area KM87 dan KM116, di rest area KM33 belum dilengkapi dengan SPBU. SPBU disana berupa pompa modular yang menyediakan BBM jenis pertamax, pertamina dex, dan solar.

Karena belum adanya rest area, para pengguna jalan tol hanya bisa beristirahat di dalam mobil saja, setidaknya bisa berhenti sejenak untuk meregangkan badan ataupun mengambil waktu tidur yang kilat. Sambil beristirahat pengguna pun bisa membeli makanan ringan ataupun minuman dingin dari pada pedagang yang di rest area.

Tol Bakter ini digadang-gadang dapat memudahkan jalur logistik di Pulau Sumatera. Hanung mengatakan memang tujuan dibangunnya tol ini adalah mempercepat jalur logistik. Pihaknya ingin jalan tol ini dapat dimaksimalkan menggenjot alur logistik di Pulau Sumatera.

"Tujuan (tol) ini untuk mempermudah dan mempercepat jalur logistik. Sehingga pengusaha lokal maupun yang diluar Sumatera bisa memanfaatkan jalan ini dengan baik," ungkap Hanung.

Hanung menjelaskan ruas tol yang membentang 140 km hingga Terbanggi Besar ini dapat menghubungkan pelabuhan dengan kawasan industri. Setidaknya jalan tol ini menurutnya bisa menghubungkan Pelabuhan Panjang dan daerah industri Metro di Lampung.

Lalu, apa benar arus logistik bisa menjadi lebih mudah, cepat, dan efektif?

Menurut penuturan Nanang salah satu sopir truk logistik memang benar tol Bakter ini dapat memudahkan dan mempercepat pekerjannya. Sopir truk yang ingin mengantar barang dari Jakarta ke Palembang ini mengatakan efisiensi waktu sangat terasa karena jalan tol ini.

"Kalau lewat Timur (lintas Sumatera) bisa 8 jam. Kalau lewat sini cuma 5 jam. Enak sini lah, lebih dekat juga jarak tempuhnya," ungkap Nanang waktu ditemui saat dia beristirahat di rest area KM 33 tol Bakter.

Nanang juga mengatakan konstruksi jalan di tol yang baru diresmikan ini sangat bagus dan mulus, apalagi kalau dia bandingkan dengan jalan Lintas Sumatera. "Lewat lintas Timur itu jalannya agak rusak," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan Bunta, seorang supir truk logistik yang juga mau berangkat ke Palembang lewat tol Bakter. Dia menjelaskan jalan di tol Bakter sangat mulus untuk kendaraannya.

"Lumayan enak. Jalannya lebih bagus nggak ada yang rusak," sebut Bunta.

Bunta juga mengatakan dengan melewati tol ini perjalanannya pun dapat dipersingkat. Otomatis menurutnya bahan bakar menjadi lebih irit.

"Yang pasti kita lebih irit minyak (BBM)," kata Bunta.

Selain itu tol yang masih gratis pun menjadi daya tarik keduanya untuk menjajal tol yang membentang sejauh 140 km ini. Saat ditanya apakah masih mau menggunakan tol ini saat sudah ditarif, keduanya kompak menjawab, "masih mau lah."

"Ya masih lah yang jelas gimana, jalan disana (timur) itu jelek, disini bagus jalannya, lebih cepat juga," kata Nanang.

Keduanya berharap agar tol ini tetap terjaga kualitasnya, bukan hanya itu yang paling penting mereka meminta agar jalan tol cepat-cepat bisa menghubungkan Pelabuhan Bakauheni hingga Palembang.

"Pengennya cepat selesai semua lah biar enak jalannya nggak repot. Nggak liku liku, nge-tol terus," sebut Nanang.

Hide Ads