-
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati telah diresmikan hampir satu tahun lamanya. Hanya saja, hingga saat ini bandara masih sepi dari penumpang.
Padahal, Kertajati dibangun dengan kapasitas yang besar. Bahkan, harapannya bandara bisa menampung hingga 11 juta penumpang.
Belakangan, diketahui bandara hanya dipimpin oleh satu direksi, yakni Direktur Keuangan dan Umum Muhammad Singgih. Lantas, bagaimana strategi meningkatkan penumpang?
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati ternyata hanya dipimpin oleh satu direksi, yakni Direktur Keuangan dan Umum Muhammad Singgih. Hal itu terjadi setelah bandara beroperasi hampir setengah tahun.
Menurut Singgih, keputusan tersebut diperoleh berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Padahal, sebelumnya terdapat dua direksi lainnya, yakni Direktur Utama serta Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis.
"Pada tanggal 26 Desember 2018 itu kan ada RUPS. Nah, di situ lah kami bertiga tadinya ada saya direktur keuangan, direktur utama dan direktur operasi dan pengembangan bisnis. Nah, pas tanggal tersebut ada RUPS, kemudian dua komisaris kita berhenti saat itu. Kemudian yang masih lanjut saya saja," kata dia kepada detikFinance di Bandara Kertajati, Majalengka, baru-baru ini.
Singgih yang juga lulusan Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) ini mengaku memegang serta menghadapi tantangan yang besar. Sebab hingga saat ini operasional bandara masih dikembangkan sehingga ada perlu kontrol lebih.
"Ini kan tanggung jawab besar untuk segala macam aktivitas kebandarudaraan, yang mana bandar udara ini juga masih baru satu tahun pertama operasi dari sejak dioperasikan secara komersial sejak Juni 2018. Jadi punya banyak, kemudian kita juga harus meng-handle ini ya tentu dengan konsentrasi yang harus lebih, karena memang tantangannya juga tidak ringan," ungkap dia.
Hanya saja, ia percaya bahwa dengan kerjasama antar karyawan, masalah yang tengah dihadapi bisa teratasi.
"Tapi ya ini bagian dari tantangan yang harus kita selesaikan. Kita harus terima yang penting kita secara organisasi juga harus solid gitu, kalau solid Insya Allah bisa dijalani dengan baik," jelas pria kelahiran Purwakarta ini.
Sementara itu, ia mengungkapkan bahwa kekosongan dua direksi lainnya akan segera terisi. Hal ini dilakukan oleh pemerintah daerah (pemda) secara bertahap guna mendapatkan calon terbaik.
"Ini kan cuma nunggu proses saja jadi di pemerintah provinsi sebenarnya kan begitu kita diberhentikan, sudah ada proses untuk fit and proper test. Jadi untuk prosesnya seperti apa, itu ada di pemerintah provinsi, ada di pemegang saham tapi yang pasti memang berhenti itu tidak berhenti begitu saja. Tapi pemerintah provinsi itu langsung membuat jadwal untuk mencari talent talent itu untuk fit and proper test," tutup dia.
Kondisi badara Kertjati sejak beroperasi masih sepi hingga saat ini. Bahkan, penerbangan yang beroperasi hanya untuk satu rute dalam seminggu.
Singgih mengatakan seharusnya terdapat aktivitas di sebuah bandara per harinya. Hanya saja, bila dibandingkan dengan Kertajati maka hal tersebut tak sesuai.
"Ya memang sepi, saya mengakui sepi. Jadi idealnya bandara kan aktivitas landing, take off-nya ada beberapa kali minimal lah. Tetapi di sini cuma seminggu sekali. Jadi ini tantangan yang luar biasa seperti itu dan kita akui sepi," kata dia saat berbincang detikFinance, baru-baru ini.
Lebih lanjut, pria kelahiran Purwarkarta ini mengatakan sepinya bandara mulai terjadi sejak awal tahun 2019. Hal itu dikarenakan beberapa faktor, seperti kenaikan harga tiket hingga bagasi berbayar.
Hal ini pun menyebabkan, rute yang beroperasi sebanyak 11 turun menjadi hanya satu, yakni Kertajati-Surabaya.
"Jadi gini, selama tahun 2018 itu dari bulan Juni sampai Oktober itu cuma satu penerbangan. Kemudian, Desember itu sudah terbentuk sampai dengan 7 rute, kemudian per Januari kita sudah 11 rute. Kemudian begitu Februari turun langsung tinggal 4 rute. Terus begitu sekarang April itu terus turun tinggal 1 rute yang jalan," jelas dia.
"Jadi memang musim low season, kemudian juga sempat ada tiket naik, berikut bagasi berbayar dan sebagainya," sambung dia.
Hanya saha, ia menilai hal ini hanya sementara sebab berdasarkan perhitungannya terdapat potensi pasar yang besar di sekitar Jawa Barat, yakni mencapai 15 juta.
"Ini sepi bukan kita nggak punya harapan karena area kita saja punya 15 juta penduduk di daerah sekitar ini dan mungkin kebutuhan kita supaya yakin lewat sini," tutup dia.
Singgih memutuskan untuk mematikan air conditioner (AC) di terminal bandara. Hal itu dilajukan guna menghemat biaya sebesar Rp 700 juta.
Singgih mengungkapkan sepinya penumpang membuat pengoperasian penerbangan hanya sebanyak satu kali dalam seminggu. Hal ini tentu mempengaruhi biaya operasional mereka.
Maka dari itu, pihaknya menyusun strategi demi menghemat biaya. Misalnya dengan mematikan AC di dalam terminal bila tak ada penerbangan.
"Ya karena ini dalam rangka penghematan (AC dimatikan). Kan service level itu untuk penumpang jadi kalau nggak ada (penerbangan) ya sudah (AC dimatikan)," jelas dia kepada detikFinance di Bandara Kertajati, Majalengka, baru-baru ini.
Bahkan, ia mencatat dengan adanya kegiatan ini, ia bisa menghemat hingga Rp 700 juta. Dari sebelumnya biaya listrik per bulan sebesar Rp 1,8 miliar turun menjadi Rp 1,1 miliar.
"Dengan seperti ini kita bisa menghemat biaya listrik Rp 1,8 miliar per bulan jadi Rp 1,1 ini akan kita turunkan lagi. Karena memang gini bandara kan operating hour itu listriknya harus dihitung makanya kita pake metode metode seperti ini," ungkapnya.
Kondisi Bandara Kertajati hingga saat ini masih sangat sepi. Maka dari itu, Singgih mengatakan ada berbagai upaya yang tengah pihaknya lakukan, pertama mendorong penerbangan umroh.
Singgih menjelaskan saat ini pihaknya telah memiliki panjang runway mencapai 3.000 meter. Dengan ukuran ini, penerbangan bisa langsung atau direct menuju lokasi tujuan.
"Jadi di 2019 kita sudah menyiapkan untuk bagaimana membuat ini bandara ramai, yang pertama kan dengan umrah. Umrah kan bisa jadi trigger tuh. Nah beberapa hari lalu tuh sudah bertemu dengan Asita (Asosisasi Perusahaan Perjalanan Indonesia). Kemudian dengan biro perjalanan umrah juga ketemu per Senin kemarin juga sudah terbit ke BIJB yang isinya komitmen dari Asita, asosiasi pariwisata untuk travel umrahnya," ungkap dia kepada detikFinance, baru-baru ini.
Kemudian, bertepatan dengan pelaksanaan Lebaran ia berencana menghidupkan kembali beberapa rute yang sempat ditutup. Harapannya dengan kembalinya rute tersebut akan meningkatkan minat dari penumpang.
"Kemudian ini menjelang Lebaran momen ini juga kita pakai untuk menghidupkan kembali rute. Nah nanti setelah rute itu terbit muncul kita mau akan pertahan. Sehingga nanti setelah Lebaran berlalu rute itu terus berlanjut apalagi setelah lebaran akan muncul musim libur jadi kita coba ini mumpung momen yang tepat akan kita cari," terangnya.
Sel@ain itu, Singgih juga telah bekerjasama dengan transportasi antarmoda di daerah kawasan Jawa Barat. Dengan begitu, penumpang yang menggunakan Kertajati tak akan bingung lagi mengenai aksesnya.
Ia mengungkapkan pada Mei nanti akan ada 12 antarmoda yang berpartisipasi pada gagasan ini. Maka dari itu, Bandara Kertajati tak akan sepi lagi seperti saat ini.
Di luar itu juga keluhan pertama di 2018 itu pada waktu itu para pengguna soal multimoda mereka sudah turun di Kertajati tapi mau menjangkau daerah tuh pakai apa? Nah, itu karena tersedia moda transportasi baru 4, kemudian lintas kemudian Bhineka. Nah sekarang sudah per Mei kita sudah berhasil menuntaskan 12 multimoda. Jadi itu kan peningkatan luar biasa tiga kali lipat bahkan nanti dilanjutkan lagi sampai dengan kurang lebih 17," tutup dia.