Praktik Duopoli di Balik Tiket Pesawat Mahal, 2 Maskapai Terseret

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Praktik Duopoli di Balik Tiket Pesawat Mahal, 2 Maskapai Terseret

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 07 Jun 2019 20:35 WIB
Praktik Duopoli di Balik Tiket Pesawat Mahal, 2 Maskapai Terseret
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance sepanjang Jumat (7/6/2019) didominasi praktik duopoli maskapai yang dianggap sebagai biang kerok harga tiket mahal. Diawali dari pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yang menyebut praktik duopoli dalam penentuan harga tiket pesawat terjadi pada industri penerangan yang didominasi 2 maskapai, Garuda Indonesia dan Lion Air.

Pernyataan Darmin ini diamini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Menurut Ketua KPPU Kurnia Toha praktik duopoli pada industri penerbangan ditandai dominasi dua maskapai yaitu Garuda Indonesia dan Lion Air.

Selain berita praktik duopoli, berita terpopuler lainnya adalah respons ketua DPR Fadli Zon terhadap arus mudik 2019 hingga dicurhati tarif tol mahal. Mau selengkapnya? Baca rangkuman berita terpopuler detikFinance berikut ini:

Bicara Duopoli Maskapai, Darmin Singgung Garuda dan Lion Air

Duopoli di industri maskapai dituding menjadi penyebab harga tiket pesawat yang terus melambung tinggi. Hal itu pertama kali disinggung oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Menurut Darmin, praktik duopoli di Industri maskapai RI terlihat dari dua perusahaan penerbangan yang begitu dominan yakni Garuda Indonesia dan Lion Air.

"Struktur pasar duopoli, Garuda dan Lion Air. Dia nggak akan bisa naikkan jauh-jauh karena saingan yang ada," ujarnya di kediamannya, Jakarta, Rabu (5/6/2019).


Disinggung Duopoli, Lion Air Buka-bukaan Komponen Harga Tiket

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai ada praktik duopoli dalam industri maskapai tanah air yang membuat harga tiket melambung. Dua maskapai yang disinggungnya adalah Garuda Indonesia dan Lion Air.

"Struktur pasar duopoli, Garuda dan Lion Air. Dia nggak akan bisa naikkan jauh-jauh karena saingan yang ada," ujarnya di kediamannya, Jakarta, Rabu (5/6/2019).

Menanggapi pernyataan itu,Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menegaskan bahwa Lion Air patuh dan menjalankan kebijakan regulator dan standar prosedur operasi (SOP) perusahaan serta ketentuan internasional.

"Jika berhubungan dengan harga jual tiket, bahwa besaran tarif tiket (harga jual) yang dijalankan telah sesuai aturan regulator, Lion Air Group tidak menjual yang melebihi batas atas/ maksimum atau menjual masih berada di bawah koridor tarif batas atas layanan kelas ekonomi domestik," ujarnya melalui pesan tertulis kepada detikFinance, Jumat (7/6/2019).

KPPU: Kami Setuju Terdapat Duopoli pada Maskapai Domestik

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menegaskan terjadi praktik duopoli pada industri penerbangan Indonesia. Duopoli adalah penguasaan pasar oleh dua perusahaan dan keduanya bisa mengatur harga.

Pandangan KPPU ini sejalan dengan pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yang menyatakan praktik duopoli terjadi pada industri penerbangan tanah air.

"Kami setuju memang terdapat duopoli dalam maskapai penerbangan domestik," ujar Ketua KPPU Kurnia Toha kepada detikFinance, di Jakarta, Jumat (7/6/2019).

Respons Fadli Zon soal Mudik 2019 hingga Dicurhati Tol Mahal

Wakil Ketua DPR Fadli Zon buka suara menanggapi arus mudik 2019 yang diklaim pemerintah lancar. Selain komentar soal arus mudik, politikus Partai Gerindra ini menceritakan curhatan masyarakat seputar harga tiket pesawat hingga tarif tol mahal.

Menanggapi arus mudik 2019, Fadli menegaskan sudah menjadi tugas pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat karena sudah membayar pajak. Sementara soal harga tiket pesawat dan tarif tol mahal, Fadli mengaku mendengar banyak keluhan dari masyarakat seputar dua masalah itu.

Mudik Lancar, Pengusaha Minta Jokowi Tak Kendor Bangun Infrastruktur

Pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menilai pembangunan infrastruktur semakin penting dikebut ke depan. Gapensi menilai mudik Lebaran tahun ini merupakan yang terlancar.

"Jakarta ke Surabaya, sekarang bisa ditempuh di bawah 10 jam. Jakarta ke Situbondo bahkan ditempuh hanya 14 jam. Padahal dulunya bisa 20 jam. Begitu juga dengan Jakarta Palembang. Sebab ruas tol terpanjang Bakauheni-Palembang, Jakarta-Palembang ditempuh hanya 8 jam," ujar Sekjen Gapensi H.Andi Rukman Karumpa dalam keterangan tertulis, Jumat (7/6/2019).

Andi mengatakan, perbaikan infrastruktur tak hanya membuat mudik menjadi lancar, namun juga berdampak pada penurunan secara drastis angka kecelakaan lalu lintas darat. Dia menjelaskan menjelang Lebaran, angka kecelakaan tercatat mengalami penurunan sampai 80% dibanding tahun lalu. Sementara jumlah korban meninggal turun 50%.

Baca juga: Respons Fadli Zon soal Mudik 2019 hingga Dicurhati Tol Mahal

Sebab itu, Andi meminta Jokowi kembali mengebut pembangunan infrastruktur. "Kita minta beliau jangan kendor. Kebut lagi. Infrastruktur merupakan kebutuhan masa depan bangsa. Daya saing bangsa ditentukan oleh infrastruktur. Walaupun dalam periode berikut beliau akan fokus ke SDM (Sumber Daya Manusia)," ujar Andi.

Hide Ads