Pertama, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan solusi untuk memotong induk ayam. Sehingga, ayam petelur yang menghasilkan anak ayam berkurang. Cara tersebut dianggap dapat menghentikan kelebihan suplai ayam.
"Dari Kementan akan ada pemangkasan ayam induk biar nanti tidak terjadi over supply atau tidak bertelur lagi," tutur Sekretaris Jenderal Gopan Sugeng Wahyudi ketika dihubungi detikFinance, Rabu (25/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua dari Kemendag, saya sudah ditelepon semalam oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) katanya mau diadakan semacam bazar dari departemen ke departemen di sejumlah Kementerian. Akan ada semacam dengan melibatkan ayam-ayam dari peternak rakyat. Ini melalui ritel modern, bekerja sama yang dipandu oleh Kemendag," tutur Sugeng.
Lalu, terkait kebijakan pembagian ayam gratis kepada masyarakat yang melalui CSR (Corporate Social Responsibility) dari Dirjen PDN, menurut Sugeng hal tersebut hanya berlaku bagi perusahaan ternak ayam besar. Sedangkan, peternak rakyat tak dapat melakukan hal tersebut.
"Itu kan nggak realistis. Orang kami sudah rugi kok disuruh CSR, bagi peternak kecil ya. CSR itu untuk perusahaan-perusahaan besar, kan mereka juga berbudi daya, juga memelihara ayam-ayam di kandang, sama. Mereka yang harusnya CSR, bukan kita," imbuh dia.
Sebagai informasi, anjloknya harga ayam ini karena berlebihnya stok ayam hidup di kandang peternak. Peternak menilai kelebihan stok ini disebabkan oleh melesetnya perhitungan Kementerian Pertanian (Kementan). Sebab, angka produksi per minggu anak ayam itu sudah ditentukan oleh Kementerian Pertanian.