2 Hari IHSG Jeblok, BEI: Politik Lagi Kurang Bagus

2 Hari IHSG Jeblok, BEI: Politik Lagi Kurang Bagus

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 25 Sep 2019 17:43 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Kondisi pasar modal sempat berada di zona merah selama dua hari. Karena investor asing melakukan aksi jual bersih dalam jumlah yang besar.

Menurut data perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Senin (23/9) ditutup di level 6.206 turun 25,27 poin atau 0,41%. Kemudian pada Selasa IHSG kembali merosot 68,59 poin ke level 6.137.

Jual bersih oleh investor asing tercatat sebesar Rp 773,35 miliar. Namun pada perdagangan Rabu (25/9) menguat 9 poin IHSG ditutup di posisi 6.146.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal tersebut, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengungkapkan pergerakan harga indeks dipengaruhi oleh kondisi politik di dalam negeri.

Memang, beberapa hari terakhir terjadi demonstrasi di sejumlah wilayah di Indonesia. Aksi ini merupakan penolakan pengesahan rancangan undang-undang (RUU) KUHP, RUU KPK.


"Orang sedang mencari katalis positif, namun kebetulan berita politiknya lagi kurang bagus," kata dia di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Dia mengharapkan kondisi politik dalam negeri segera kembali normal. Menurut Laksono, langkah Presiden Joko Widodo yang meminta penundaan pengesahan RUU tersebut bisa mengembalikan kondisi pasar.

Menurut dia, dalam beberapa hari ini kondisinya diharapkan bisa kembali normal. "Dalam arti sentimen politik, kalau tidak berkelanjutan IHSG bisa balik ke posisi yang lebih fundamental," imbuh dia.

Selain kondisi nasional, pasar modal Indonesia juga sedang dihadapkan dengan tantangan dari luar negeri terutama Amerika Serikat (AS). Pasalnya mayoritas anggota Dewan Perwakilan AS menyatakan untuk mendukung proses penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump akibat masalah Ukraina. Hal tersebut turut mempengaruhi pasar.




(kil/fdl)

Hide Ads