Sebelum Ada Bank, Pedagang Sembako di Miangas Rawan Kehilangan Uang

Sebelum Ada Bank, Pedagang Sembako di Miangas Rawan Kehilangan Uang

Faidah Umu Sofuroh - detikFinance
Jumat, 27 Sep 2019 21:35 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Kepulauan Talaud - Selain nelayan dan petani kelapa, masyarakat Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud banyak yang membuka usaha warung sembako. Sebab, pulau yang berada di ujung utara Indonesia ini tidak memiliki pasar besar seperti kebanyakan daerah lain.

Segala bahan kebutuhan sehari-hari, mereka pasok dari Melonguane, Lirung, dan Bitung. Barang-barang itu diangkut lewat kapal Perintis yang singgah di Miangas sebulan sekali. Yulfitri Kaemung, seorang pedagang sembako asal Sanger ini menceritakan suka dukanya menjadi pedagang di Miangas.

"Pertama kali berdagang itu tahun 2003. Sejak 2003 itu sudah jual minuman (softdrink) Filipina, kan yang lalu itu kan perahu pumpboat dari Filipina masih agak lancar, singgahnya hampir per pekan ke Miangas. Jadi bunda sedikit-sedikit beli minuman Filipin satu dos," tuturnya beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun kemudian mencoba untuk membeli barang-barang di Kabupaten Talaud. Ibu tiga orang anak ini berangkat menggunakan Kapal Perintis dan melakukan perjalanan selama sehari semalam. Ia mengantongi uang Rp 4-5 juta sebagai modal membeli barang-barang kebutuhan.


Namun nasib sial pernah menimpanya. Ia kehilangan uang sebesar Rp 5 juta saat hendak membeli barang ke Lirung.

"Pernah juga dulu bunda kehilangan uang Rp 5 juta waktu belum ada bank, kalo sudah ada bank kan senang, tinggal tabung nanti bikin ATM lalu cabut uang di sana lewat ATM aja to," katanya.

Hal serupa dialami oleh Ana Maria Jordan Pade, pedagang toko kelontong ini juga mengaku pernah kehilangan uang Rp 2 juta hingga barang-barang dagangan di kapal.

"Pernah dulu hilang uang Rp 2 juta. Terus barang kalau sudah di kapal itu harus benar-benar dijaga, kalau tidak bisa diangkut orang diturunkan di pulau lain," ungkap perempuan yang akrab disapa Bunda Beta tersebut.

Namun, setelah BRI hadir di Miangas, para pedagang ini sudah tak perlu lagi membawa uang dalam jumlah besar di dalam kapal. Mereka hanya perlu memesan barang di toko langganan, lalu transfer uangnya melalui Bank BRI, barang pun akan langsung dikirim ke Miangas.


"Tapi kalau mau kirim barang to, lebih baik sewa ABK untuk jaga barang-barang kita. Dari pada barang hilang entah kemana kan lebih baik bayar sedikit lebih banyak untuk ongkos jaganya," tutupnya.

detikcom bersama Bank BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan. Untuk mengetahui informasi tentang pulau-pulau terdepan dari program ini, ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com!


(prf/hns)

Hide Ads