Kisah Mahasiswi Rintis Bisnis Produk dari Kain Tenun Tanpa Modal

Ia memasarkan produknya ini melalui akun Instagram @Nikiwaetenun. Ia mengatakan, semua proses pemasaran hingga penjualan dilakukannya sendiri hanya melalui ponsel, sambil menjalankan kuliah S2-nya.

Kemudian, pada bulan November lalu, ia mulai mengeluarkan modal untuk menyimpan stok masker. Namun, modalnya tak banyak yakni hanya Rp 200.000.

"Kalau dropship di awal-awal tanpa modal. Tapi ke sini-sini saya mulai mengeluarkan modal. Karena pandemi kan semua orang harus bermasker, sementara masker itu sudah seperti barang-barang konsumtif. Di mana masker itu juga bisa digunakan sebagai alat fesyen," imbuhnya.

Secara perlahan, omzetnya pun merangkak naik. Dari rata-rata Rp 500.000 sampai Rp 1 juta per bulan, lalu melonjak hampir 3 kali lipat di bulan Desember ini.

"Kalau sebelumnya ya paling Rp 500.000 sampai Rp 1 juta. Tapi ya intinya setiap bulan itu ada yang order, meski hanya 3-4 kain. Bulan ini memang sedang peak banget, omzet hampir Rp 3 juta," tutur dia.

Meski belum terbilang besar, ia mengaku bangga karena bisa mendapatkan uang dari keringatnya. Ia pun sedikit demi sedikit dapat melengkapi kebutuhan perlengkapan di kamar kos dari keuntungan berdagang aksesoris tenun.

"Untuk profit saya sudah sangat terasa, karena ini benar-benar bisnis yang memang saya rintis. Saya bisa mencicil barang-barang anak kos mulai dari rice cooker, meja, itu bisa saya beli dengan penjualan tenun," tutup Firda.