Berani Resign! Wanita Ini Raup Miliaran Rupiah Jual Dompet

Saatnya Jadi Bos

Berani Resign! Wanita Ini Raup Miliaran Rupiah Jual Dompet

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 13 Apr 2021 20:45 WIB
Setelah tiga setengah tahun bekerja di perusahaan farmasi ternama, Eka Y Wijaya memutuskan untuk berhenti dan memilih untuk menjadi berdagang.
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Setelah tiga setengah tahun bekerja di perusahaan farmasi ternama, Eka Y Wijaya memutuskan untuk berhenti dan memilih untuk berdagang. Ia keluar dari perusahaan tersebut pada September 2014 dan mulai memberanikan diri untuk memulai jualan.

Awalnya dia menjual keripik sampai oleh-oleh khas Malang. "Setelah keripik itu saya mencoba jualan dompet, atau apapun yang ada saya jualin," kata dia saat berbincang dengan detikcom, Selasa (13/4/2021).

Eka menyebutkan dompet-dompet tersebut mulai dilirik oleh pembeli. Dia mulai menjual melalui akun Instagram. Ia ingat, saat itu dia mulai coba endorse dengan artis pemain sinetron Ganteng-ganteng Serigala (GGS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu lagi booming mereka, makanya saya endorse artis GGS itu," tambah dia.

Untuk modal awal, Eka mengaku hanya keinginan yang besar yang menjadi modalnya karena untuk keripik dan oleh-oleh dia menggunakan sistem pesanan. Ketika ada yang memesan dan mentransfer uang baru dia membelikan dan mengambil keuntungan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu untuk dompet merek Jims Honey awalnya dia hanya berani membeli 6 pcs namun tak disangka, dompet-dompet tersebut mendapatkan respons yang baik. Barang dagangannya laku keras.

Eka semakin bersemangat menjual dompet-dompet tersebut. Hingga akhirnya saat ini dia sudah bisa menjual 20 ribu pcs barang tersebut mulai dari dompet, jam tangan, sampai tas.

Omzetnya diperkirakan mencapai miliaran rupiah karena barang yang ia jual dibanderol mulai Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu. Menurut Eka dalam satu bulan dia bisa menjual barang sebanyak 20 ribu pcs dengan jenis yang berbeda-beda. Jika dipukul rata barang yang terjual dengan harga Rp 100 ribu maka dikalikan 20 ribu pcs omzet yang Eka dapatkan bisa mencapai Rp 2 miliar dalam satu bulan.

Bukan hal yang mudah untuk mencapai di titik ini. Eka menyebut dia butuh waktu selama satu tahun untuk bisa mendapatkan pendapatan yang setara ketika dia bekerja di perusahaan farmasi.

Usahanya juga ekstra keras. Selain menjual keripik saat awal Eka juga menjadi guru les privat dengan jumlah murid enam orang. Dari hasil ia mengajar, uangnya ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan menambah modal jual keripik dan usaha dompetnya.

Namun ketika dia mendapatkan keuntungan dari dagangannya. Tak sama sekali dia gunakan, tapi dia langsung memasukkan keuntungan tersebut ke dalam modal jualannya kembali. Hal tersebut terus menerus dia lakukan selama dua tahun.

"Memang saya harus mengencangkan ikat pinggang ya, tahan untuk tidak beli ini dan itu. Tapi saya senang menjalaninya jadi tidak terasa beban sama sekali," ujar Eka.

Lihat juga video 'Jurus UMKM Go International':

[Gambas:Video 20detik]



Berlanjut ke halaman berikutnya.

Menurut Eka ketika mulai menjadi pedagang, dia merasakan perbedaan yang sangat besar. Misalnya ketika menjadi pegawai dia akan mendapatkan penghasilan yang tetap, namun ketika menjadi pengusaha, jika dia rajin maka pendapatan akan lebih besar, begitu juga sebaliknya.

"Jadi memang sesuai usahanya, kalau usahanya minimal ya dapatnya minimal. Kalau usahanya maksimal ya hasilnya maksimal juga," tambah dia.

Pasar terbesar Eka merupakan dari Jawa Timur seperti Surabaya dan Malang. Sebelum pandemi COVID-19 Eka sering kali ikut serta dalam bazar namun dengan kondisi pandemi ini dia hanya memaksimalkan penjualan online dan media sosial.

Menurut Eka, untuk orang-orang yang ingin memulai usaha juga harus memastikan sudah punya persiapan yang matang. Hal ini untuk meminimalisir kejadian yang kurang menyenangkan ketika usaha sudah mulai berjalan.

Kemudian jika ingin berhenti dari tempat bekerja pastikan dana darurat itu tersedia. Jumlahnya bisa mulai dari 6-12 kali gaji. Ini adalah hal yang wajib dipenuhi sebelum resign.

Lalu harus menyiapkan mental dan siap menghadapi kegagalan. "Biasanya kalau mau resign itu ada aja orang yang ngomongin, ngapain resign udah enak-enak kerja pakai resign, itu harus kuat," tambah dia.

Selanjutnya harus ingat, di awal ketika membangun usaha pasti belum memiliki penghasilan yang sama dengan sebelumnya. Oleh karena itu sabar dan konsisten adalah kunci yang harus dimiliki.

Terakhir adalah harus merasa bahagia dan senang ketika menjalani usaha. Eka menyebut usaha yang dijalani dengan hati riang gembira akan lebih mudah dijalankan.


Hide Ads