Top! Berawal dari Garasi, Keramik Asal Salatiga Laris Manis di Pasar Dunia

Saatnya Jadi Bos

Top! Berawal dari Garasi, Keramik Asal Salatiga Laris Manis di Pasar Dunia

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 25 Mar 2022 07:15 WIB
Top! Berawal dari Garasi, Keramik Asal Salatiga Laris Manis di Pasar Dunia
Foto: Dok. Naruna
Jakarta -

Pada 2019 merupakan awal Roy Wibisono memulai sebagai pengusaha keramik yang diberi nama Naruna. Saat itu pada Agustus 2019, dia memulai produksi pertamanya di garasi rumah.

Berawal dari tiga orang pekerja termasuk dirinya, dia mulai memproduksi cangkir berbahan keramik karena itu merupakan produk yang paling sederhana dan mudah. Penjualan dilakukan secara online.

"Kita jual full online, karena kami produksi masih di garasi, malu kalau customer datang. Kadang kita juga bekerja di warung bubur kacang hijau," kata CEO Naruna Roy Wibisono kepada detikcom, Kamis (24/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roy menyebutkan dia memang sudah menyiapkan cangkirnya untuk pasar premium, jadi harga yang dibanderol sekitar Rp 120 ribu sampai Rp 2 juta untuk set tea pot. Roy paham betul, untuk penjualan secara online dia harus memiliki foto yang bagus untuk menarik konsumen.

Dari foto yang bagus dan promosi yang baik. Penjualan cangkir-cangkir Naruna terus meningkat. "Waktu awal produksi hanya beberapa cangkir, lama kelamaan meningkat terus. Meskipun kadang naik dan kadang turun," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Modal awal yang dikeluarkan Roy untuk membangun Naruna ini sekitar Rp 75 juta. Dia membelikan peralatan Rp 15 juta, kemudian bahan baku Rp 10 juta dan sisanya dijadikan simpanan untuk berjaga-jaga.

Top! Berawal dari Garasi, Keramik Asal Salatiga Laris Manis di Pasar DuniaTop! Berawal dari Garasi, Keramik Asal Salatiga Laris Manis di Pasar Dunia Foto: Dok. Naruna

Akan tetapi dengan berkembangnya Naruna dan lancarnya penjualan uang simpanan tersebut ternyata tak keluar dan tak tersentuh untuk biaya operasional. Kini Roy sudah memiliki 150 karyawan dengan komposisi 80 orang karyawan tetap dan 70 orang berstatus borongan. Terdiri dari marketing, administrasi, sampai produksi.

Dia menceritakan, dulunya dia merupakan seorang karyawan swasta. Selama 20 tahun dia bekerja dengan orang lain. Dia pernah bekerja di pabrik keramik sebagai pegawai biasa.

Roy ikut istri ke Australia. Cek halaman berikutnya.

Hingga akhirnya dia ikut sang istri yang mendapatkan beasiswa ke Australia. Roy di sana mempelajari seni dan teknologi keramik.

"Saya pelajari tuh bagaimana kok orang-orang bisa menjual keramik mahal," kata dia. Sepulang dari Australia, dia kembali bekerja di beberapa perusahaan.

Hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi pengusaha. "Saya dulunya juga pegawai, pernah jadi peneliti, pernah jadi manajer produksi, terakhir menjadi General Manager (GM)," tambahnya.

Namun Roy belum mau menjabarkan berapa omzet per bulan yang bisa dikantonginya. Kini Naruna bisa tembus pasar ekspor ke beberapa negara di dunia antara lain India, Hong Kong, Australia, Singapura, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Turki, Belgia, Korea Selatan, dan Spanyol. Bahkan akan ada ekspor ke Inggris dan Norwegia.

Dari beberapa jenis produk yang laku di pasar luar negeri mulai dari cangkir sampai alat makan. India merupakan negara yang paling sering membeli alat makan dan cangkir dari Naruna. Memang tidak mudah untuk proses pengiriman ke luar negeri.

Ada perizinan yang harus diselesaikan. "Sampai akhirnya kami buat simpel, jadi buyer ambil sendiri dan lunasi," jelas dia.

Saat ini dalam satu bulan produksi keramik di Naruna bisa mencapai 10 ribu sampai 20 ribu produk. Apalagi menjelang Ramadhan dan Lebaran, sudah banyak pesanan untuk hampers.

Naruna saat ini sudah memberikan dampak ekonomi untuk warga sekitar. Yaitu membuka lapangan kerja di Salatiga dan memberdayakan ibu-ibu di kampung untuk bekerja di rumah hingga mempekerjakan karyawan difabel.

Dia menjelaskan Naruna juga memberikan dampak baik untuk lingkungan karena semua bahan yang digunakan merupakan daur ulang, menggunakan limbah kayu industri dan mengolah ban bekas. Naruna kini tak cuma jadi tempat produksi tapi juga sudah menjadi showroom keramik, wisata keramik dan tempat belajar UKM.

Apa saja tips bisnis online? Cek halaman berikutnya.

Tips Usaha Online

Menjalankan usaha online ini, menurut Roy harus diimbangi dengan strategi yang pas. Misalnya produk harus dibarengi dengan foto yang bagus, kata kata atau caption yang menarik sampai sarana pemasaran yang tepat.

"Karena percuma kalau produk kita bagus tapi orang nggak tahu. Bisa juga endorse, iklan berbayar atau kita masuk ke grup-grup. Satu lagi, packing adalah hal yang paling penting, untuk produk keramik packing tak cuma indah tapi juga harus kuat," jelas dia.

Roy menambahkan untuk anak-anak muda yang ingin memulai usaha. Harus jeli dengan produk yang diciptakan, harus punya pembeda dengan produk lain.

"Misalnya cangkir, sekarang pasti semua orang sudah punya cangkir. Tapi kita harus bisa bikin dia beli lagi untuk cangkir berikutnya. Jadi harus lebih bagus dan menarik," tambah dia.

Sedangkan untuk makanan ini harus enak dan enak sekali. "Makanan itu harus enak banget, baru dibarengi dengan pemasaran," tambah dia.

(kil/ara)

Hide Ads