Rahasia Richard Branson, Putus Sekolah Tapi Jadi Orang Terkaya Dunia

Kisah Inspiratif

Rahasia Richard Branson, Putus Sekolah Tapi Jadi Orang Terkaya Dunia

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 17 Des 2020 08:00 WIB
Dampak virus corona terhadap penerbangan: Miliarder Inggris, Richard Branson jaminkan pulau pribadinya untuk cari pinjaman guna menyelamatkan maskapai penerbangannya
Foto: BBC World
Jakarta -

Richard Branson adalah pengusaha sekaligus pendiri Virgin Group. Awalnya, pria berusia 70 tahun ini memulai bisnis pada tahun 1972 dengan menjalankan sebuah perusahaan rekaman bernama Virgin Records.

Setelah berhasil mendirikan Virgin Group, dia berhasil mempekerjakan hampir 70.000 orang di lebih dari 60 perusahaan yang berada di 35 negara. Perusahaan grup yang didirikan ini berada di sektor penerbangan, komunikasi, stasiun radio, hotel, kesehatan, layanan keuangan, klub malam, teknologi, tim formula 1, hingga pariwisata luar angkasa.

Dengan semua perusahaan yang dijalankannya itu, pria berpaspor Inggris ini sekarang memiliki harta US$ 4,5 miliar atau setara Rp 63,45 triliun (Kurs Rp 14.100). Dengan jumlah harta tersebut, dia menjadi orang terkaya nomor ke-565 di dunia menurut Forbes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mencapai kesuksesannya ini, pria yang dikaruniai dua orang anak ini harus melawan kerasnya kehidupan. Bahkan dirinya harus rela dikeluarkan alias drop out dari sekolah.

Tahun 1960-an atau tepat usianya genap 16 tahun, dia mulai bekerja di salah satu perusahaan majalah student. Perusahaan ini mewawancarai para selebriti dan menjual iklan senilai hampir US$ 8.000 untuk edisi pertama. Untuk mencapai target tersebut, dia harus putus sekolah karena terus-terusan mempromosikan majalahnya. Setelah mulai mendapat penghasilan, dirinya pun melebarkan sayap perusahaan majalah dengan memulai bisnis rekaman.

ADVERTISEMENT

Pada saat itu, Branson dan timnya yang terdiri dari 20 orang karyawan menyebut perusahaannya sebagai bisnis baru Virgin. Seiring waktu berjalan, tepatnya pada 1970-an Branson meluncurkan Virgin Mail Order Record. Awalnya memang sulit menjalankan bisnis rekaman ini, namun pada 1972 dirinya berhasil mendirikan 14 kantor rekaman.

Keuntungan yang didapat dari bisnis rekamannya ini, Branson memutuskan untuk memutarkannya dengan mendirikan label musik dengan nama Virgin Records di tahun 1972. Perusahaannya pun meledak, dia berhasil mengantongi jutaan dolar untuk kali pertama setelah hasil rekaman Mike Oldfield terjual 5 juta eksemplar.

Pundi-pundi keuntungan Branson bertambah banyak setelah Virgin Records band ternama Sex Pistols dan artis kontroversial lainnya termasuk The Rolling Stones dan Ozzy Osbourne menggunakan jasa perusahaan rekamannya.

Hal itu juga yang membuat Virgin Records menjadi salah satu dari enam perusahaan rekaman top dunia dengan cabang perusahaan berada di Jerman, Perancis, dan Jepang.

Pada tahun 1980-an, Branson berhasil mendirikan Virgin Books dan Virgin Video pada tahun 1981. Bahkan dirinya dalam dua tahun berhasil membangun sebuah kerajaan bisnis dengan memiliki lebih dari 50 perusahaan berbeda dengan total penjualan sekitar US$ 17 juta.

Pada tahun 1984, waktu itu Richard dikenal memang telah sukses dengan perusahaan label musiknya. Namun langkah radikal ia tempuh ketika membangun sebuah bisnis penerbangan Virgin Atlantic Airways. Banyak pihak yang sangat meragukan keputusan Richard tersebut. Bahkan salah satu bank yang menjadi jaminan finansialnya, mengancam akan menarik dana jika bisnis tersebut jadi dieksekusi.

Perusahaan maskapainya ini kemudian jadi sangat terkenal karena layanan yang diberikan kepada penumpang sangat berbeda dengan maskapai lainnya.

Tepat di tahun 1992, Branson harus kembali berjuang mempertahankan kerajaan bisnis yang berhasil didirikan. Di tengah perekonomian yang penuh gejolak, dirinya enggan menjual Virgin Records senilai US$ 1 miliar demi menyelamatkan Virgin Atlantic.

Pada saat itu, bisnis penerbangan sedang jatuh karena banyak masyarakat yang takut menggunakan pesawat untuk bepergian. Faktor utamanya adalah terdapat serangan teroris di atas pesawat, ditambah lagi saingannya yaitu British Airways melakukan kampanye hitam untuk merusakkan citra Virgin Atlantic.

Namun begitu, Branson tidak menyerah begitu saja. Dia langsung menggugat pihak British Airways dengan tuduhan pencemaran nama baik. Alhasil hakim memutuskan British Airways salah dan harus membayar ganti rugi kepada Branson dan Virgin senilai US$ 945.000, ditambah biaya hukum yang diperkirakan mencapai US$ 3 juta.

Berkat kegigihannya dalam menjalankan bisnis, Richard Branson dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia oleh majalah Time pada tahun 2007.

Di tahun 2000-an, Branson mulai berbisnis di sektor telekomunikasi dan teknologi. Di tahun 2004, dirinya meluncurkan Virgin Galactic sebuah pariwisata luar angkasa.

Branson merupakan sosok yang berhasil mengkolaborasikan kesuksesan dengan keberuntungan, kecepatan, dan kerja keras. Dia tidak pernah menjadikan kekurangannya sebagai penghalang dalam meraih kesuksesan.


Hide Ads