Richard Branson adalah pengusaha sekaligus pendiri Virgin Group. Awalnya, pria berusia 70 tahun ini memulai bisnis pada tahun 1972 dengan menjalankan sebuah perusahaan rekaman bernama Virgin Records.
Setelah berhasil mendirikan Virgin Group, dia berhasil mempekerjakan hampir 70.000 orang di lebih dari 60 perusahaan yang berada di 35 negara. Perusahaan grup yang didirikan ini berada di sektor penerbangan, komunikasi, stasiun radio, hotel, kesehatan, layanan keuangan, klub malam, teknologi, tim formula 1, hingga pariwisata luar angkasa.
Dengan semua perusahaan yang dijalankannya itu, pria berpaspor Inggris ini sekarang memiliki harta US$ 4,5 miliar atau setara Rp 63,45 triliun (Kurs Rp 14.100). Dengan jumlah harta tersebut, dia menjadi orang terkaya nomor ke-565 di dunia menurut Forbes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencapai kesuksesannya ini, pria yang dikaruniai dua orang anak ini harus melawan kerasnya kehidupan. Bahkan dirinya harus rela dikeluarkan alias drop out dari sekolah.
Tahun 1960-an atau tepat usianya genap 16 tahun, dia mulai bekerja di salah satu perusahaan majalah student. Perusahaan ini mewawancarai para selebriti dan menjual iklan senilai hampir US$ 8.000 untuk edisi pertama. Untuk mencapai target tersebut, dia harus putus sekolah karena terus-terusan mempromosikan majalahnya. Setelah mulai mendapat penghasilan, dirinya pun melebarkan sayap perusahaan majalah dengan memulai bisnis rekaman.
Pada saat itu, Branson dan timnya yang terdiri dari 20 orang karyawan menyebut perusahaannya sebagai bisnis baru Virgin. Seiring waktu berjalan, tepatnya pada 1970-an Branson meluncurkan Virgin Mail Order Record. Awalnya memang sulit menjalankan bisnis rekaman ini, namun pada 1972 dirinya berhasil mendirikan 14 kantor rekaman.
Keuntungan yang didapat dari bisnis rekamannya ini, Branson memutuskan untuk memutarkannya dengan mendirikan label musik dengan nama Virgin Records di tahun 1972. Perusahaannya pun meledak, dia berhasil mengantongi jutaan dolar untuk kali pertama setelah hasil rekaman Mike Oldfield terjual 5 juta eksemplar.
Pundi-pundi keuntungan Branson bertambah banyak setelah Virgin Records band ternama Sex Pistols dan artis kontroversial lainnya termasuk The Rolling Stones dan Ozzy Osbourne menggunakan jasa perusahaan rekamannya.
Hal itu juga yang membuat Virgin Records menjadi salah satu dari enam perusahaan rekaman top dunia dengan cabang perusahaan berada di Jerman, Perancis, dan Jepang.