Bisa diceritakan awal mula perjalanan Anda di Sritex?
Awal saya, saya itu awalnya masuk di Sritex tahun 1997. Waktu itu saya masuk setelah selesaikan studi di Amerika. Lalu saya meneruskan pekerjaannya ayah saya. Lalu waktu itu bermula dari analis istilahnya, analisis Sritex. Jadi mendampingi ayah, setelah itu baru dikasih kepercayaan lah, asisten direktur lah. Dari kepercayaan itu, 2 tahun kemudian jadi wakilnya. Setelah itu di 2003 mulai saya take over jadi presiden direktur sampai sekarang.
Jadi awalnya belajar lah tentang bagaimana Sritex pada waktu itu. Tapi sebelumnya saya sudah mendapatkan tacit knowledge lah dari ayah saya dari mulai kecil. Jadi ikutin bapak, ibu juga di kantor, pas dagang di pasar Klewer pada waktu itu tahun 1980an.
Waktu Anda kecil bisnis orang tua seperti apa?
Pak Luk (Lukminto) lahirnya Sritex itu tahun 1966 di Pasar Klewer sebagai pedagang tekstil. Tahun 1970 mulai bikin pabrik istilahnya kecil kecil. Lalu diperbesar pelan pelan tahun 1970, 1980, 1990.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai umur 5 tahun saya sudah ikut, 5 tahun ikut, sudah biasa.
Perjalanan masa kecil Anda seperti apa?
Ya saya sekolahnya di Solo awalnya. Saya lahir di Solo, lalu pendidikan saya kebanyakan pendidikan dari orang tua, maksudnya dalam arti pendidikan etika, pendidikan daripada human relation dari orang tua saya terutama ayah saya. Dan ayah saya tidak segan segan membawa anaknya melihat bekerja. Jadi involvementnya itu luar biasa orang tua saya.
Dari kecil sudah dilibatkan di bisnis orang tua, sementara masa anak-anak ada keinginan untuk bermain. Itu bagaimana?
Iya pasti, tapi dikombinasi. Semuanya boleh, main itu kan boleh tapi kan harus lihat bagaimana sih nanti kamu hidup, cari nafkah itu bagaimana kan harus tahu. Jadi jangan sampai nanti kamu kaget cari nafkah itu sulit loh. Di situ lah dikasih suatu pendidikan atau knowledge lah.
Dalam mendidik anaknya, orang tua Anda tegas?
Oh tegas, Pak Luk itu orangnya disiplin. Dia itu disiplin dalam arti dia itu sangat mencintai keluarganya. Tapi keluarganya harus punya etika, terus punya namanya fair, dan harus punya cinta kasih ya, dan punya friendship dan pertemanan. Itu prinsipnya pak Luk. Dan dia mau anak anaknya sukses, makanya dia harus ngomong kamu harus disiplin, disiplin itu dari sendiri. Di situ kamu jadi harus terbiasa dengan perubahan zaman, harus terbiasa lah, ayah saya itu begitu.
Bagaimana ceritanya hingga akhirnya Anda masuk ke Sritex?
Saya pertama jelas orang tua mempunyai suatu harapan ke anaknya dan itu masuk akal. Boleh dong mempunyai harapan ke anak, kan juga boleh. Harapan itu kebetulan sama anaknya cocok. (Harapannya itu) meneruskan pekerjaan ini, karena dari awal sudah dikenalkan. Kalau dari awal nggak dikenalkan kan nggak bisa. jadi dari awal dikenalkan 'oh pekerjaan tekstil itu seperti ini, mesinnya seperti ini, caranya order seperti ini, caranya cari keuntungan ya demikian'. jadi ini diajarkan terus dar mulai kecil. jadi kita itu sudah ngerti maksud dan tujuannya sudah tahu kita.
Apa yang memotivasi Anda ke Sritex?
Yang memotivasi saya, saya di depan mata itu sudah ada barangnya. Kenapa saya tidak membesarkan, orang di depan mata saya. Istilahnya di meja makan ada makanan kenapa yang di depan mata kita nggak dimakan dulu, kenapa harus pergi terus cari makanan di luar istilahnya. Di rumah ini ada makanan enak sebenarnya. Kalau kurang enak diperbaiki kurang enaknya apa.
Dengan meneruskan bisnis yang dibangun orang tua, tidak ada kekhawatiran setelah Anda yang menangani malah drop?
Itu mindset, mindset down, mindset up. Mindset saya adalah memperbaiki perusahaan. Mindset saya adalah bagaimana perusahaan ini menjadi profesional pada akhirnya memperbesar kan.
Setelah Sritex di bawah kepemimpinan Anda perkembangannya seperti apa?
Jadi kalau di Sritex Tbk saya masuk itu omzetnya paling US$ 50 juta per tahun. Sekarang tahun ini hampir US$ 1 miliar. Bukan saya doang, dalam arti kematangan tim saya ini sudah matang untuk menjalankan kapal induk ini.
Dari segi inovasi, perubahannya bagaimana?
Itu juga banyak, produk produk tambah banyak, seragam seragam tambah banyak, negara negara yang ada 100 negara lebih jadi tujuan ekspor. Lalu yg lain lain, pegawainya juga tambah banyak. Dulu saya masuk 10 ribu sekarang 50 ribu.
Klik selanjutnya untuk halaman berikutnya