Kisah Sukses Dirut Sritex, Belajar Bisnis Sejak Umur 5 Tahun

Wawancara Dirut Sritex

Kisah Sukses Dirut Sritex, Belajar Bisnis Sejak Umur 5 Tahun

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 23 Agu 2018 08:01 WIB
Kisah Sukses Dirut Sritex, Belajar Bisnis Sejak Umur 5 Tahun
Foto: Trio Hamdani/detikFinance

Terkait bahan baku tekstil masih banyak impor?
Nah itu, selamanya jika kita tidak mau membenahi aturan ya nggak ada pabrik raw material, nggak ada trigernya kok, Indonesia kan nggak ada triger, UKMnya bagaimana, kalau UKMnya tambah banyak kan raw material kan otomatis lebih baik di Indonesia.

Selama ini masih sulit bahan baku dari dalam negeri?
Masih, tapi keinginan kami itu harus adanya Direktorat Tekstil di Perindustrian dan di Perdagangan untuk mengatur ini. Ya katanya nggak ada budget, ya manusia harus bisa mengubah. Jadi kan harus diawasi. Pangan saja ada kok. Kan sandang pangan papan, papan sudah ada. Sandang ini kan 3 juta orang sekarang ini.

Untuk kebutuhan bahan baku, porsi impornya berapa?
Di Indonesia banyak, 60% porsinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahan baku yang masih impor apa saja?
Cutton, rayon, poliester, itu. Tapi ini bisa diatur, maksudnya bisa dianu (diproduksi dalam negeri) kalau kita mempunyai industri yang turunannya kuat derivatifnya ini. Nah derivatif kan harus diatur diatur dengan aturan tadi.

Untuk impor bahan baku kebanyakan dari mana?
China, tetep China itu maker dia masif.

Masih ada 40% yang bisa dipasok dari dalam negeri, itu apa saja?
Bisa, terutama rayon sama poliester. Kalau cutton Indonesia memang kurang. Cutton dari Amerika. Memang kita bukan cutton grower di Indonesia, bukan iklimnya kita, ada pun kecil

Pemerintah kan rencananya mau batasi impor karena defisit neraca perdagangan. Itu langkahnya tepat? Atau ada kekhawatiran nanti industri tekstil susah impor bahan baku?
Lets say, belom ngerti kita, tapi pada umumnya kalau yang tidak krusial itu nggak apa (dibatasi impornya). Tapi kalau krusial nanti di dalam negeri ada inflasi juga kan akibatnya.

Kalau Anda sebagai pengusaha belum disosialisasikan pemerintah?
Saya lihat di koran saja belum ada sosialisasi ke pengusaha.

Tapi Anda menilai langkah ini tepat tidak? Kan banyak industri yang masih butuh bahan baku impor?
Sementara ini, sementara saja (kebijakannya). Long term nya harus membuat manufacturing di Indonesia, solusinya.

Harapannya dari kebijakan tersebut?
Kalau kami impor kan ekspor juga. Jadi menurut saya sih nggak terlalu ini karena kita porsi ekspornya banyak. Jadi kita tidak kena duty, tidak kena pembatasan.

Soal perang dagang dengan Amerika Serikat karena mau cabut GSP, tanggapan Anda sebagai pengusaha tekstil bagaimana?
Tekstil tidak ada GSP dari dulu. Jadi jangan salah sambung. Kita malah membantu industri yang lainnya itu. Tekstil yang jadi membantu, membantu yang produk produk lain yang kena seperti sawit, Kita membantu dia malahan sekarang ini. Caranya kita beli cutton lebih dari Amerika, agriculture nya dia. Jadi kita itu penolong ini, menolong asosiasi yang lain kita ini.

Kenapa mau ikut turun tangan membantu?
Ya pertama kan memang kita itu asosiasi Kadin, juga ada asosiasi pertekstilan, dan asosiasi asosiasi lainnya dan memang kita melihat ada ruang ke Amerika lebih. Harapannya adalah kita beli cotton Amerika lebih banyak, kita juga ekspor ke Amerika lebih banyak kan. Jadi kan kemauan juga Amerika kan untuk bilateral trade.

Pihak AS sendiri responsnya bagaimana?
Baik, kita sudah ketemu USDI di sana oleh deputi sekretaris, wakil menteri, direspons baik oleh mereka karena mereka juga punya kesulitan ekspor ke China, kena tax dia ke China. Jadi ini adalah kesempatan yang baik.

Berarti adanya tawaran industri tekstil Indonesia menyerap cutton dari Amerika lebih banyak mereka merespons positif?
Positif dengan US retailer juga direspons baik.

Sejauh ini belum ada keputusan?
Ini digodok terus. Ini November ada di Amerika lagi. November ada cutton submit lagi di Amerika.

Sritex sendiri ekspornya ke mana saja?
100 negara lebih.

Terbesar ekspor kemana?
Benua saja ya, Eropa, Amerika, itu yang paling gede. Asia juga masih masuk.

Kalau ekspor kompetitornya dari mana saja?
Ya nomor 1 China. 30% loh dunia suplai dari China. Gede banget, kita 2%.

Kenapa mereka menguasai pasar global?
Aturan, menangnya karena aturan, ya nggak boleh masuk anda ini wilayah saya.

Berarti itu peran pemerintahnya bagaimana?
Peran pemerintahnya luar biasa. Ada Menteri Tekstil di situ, khusus. India juga ada Menteri Tekstil. Ada Menteri Tekstil, makanya diatur karena ini gede banget, gede banget pokoknya. Indonesia ini masih kecil, kecil banget mau dinaikan 5 kali aja bisa, tapi ada regulator regulatornya yang bantu kita dong.

Harapannya regulator di Indonesia bisa bantu dari segi apa?
Ya perdagangan, ya itu tadi selundupan, bea masuk, diatur semuanya.

Kalau bantu secara langsung untuk ekspornya?
Ekspor dipermudah.

Sejauh ini ekspor masih sulit?
Ekspornya jadi ya gini, kredit ekspor ada, satu. Nomor dua restitusi pajak harus cepat, Masa restitusi lama banget setahun baru keluar, ya mohon maaf ya ditertawakan.

Kalau bicara ekspor pemerintah bilang sudah banyak kebijakan yang mempermudah dan insentif segala macam?
Ya harus disinkronkan lah kurang detail. kan itu baru covernya aja.

Sejauh ini kebijakan pemerintah belum sesuai kebutuhan industri?
Didetailkan saja, sebetulnya sudah bagus, didetailkan saja satu satu dijalankan

Porsi penjualan ekspor sama domestik Sritex berapa persen?
70:30. 70 ekspor, 30 domestik.

Kenapa lebih besar ekspor?
Diversifikasi. Kalau nggak diversifikasi kan nggak bisa

Kalau pasar domestik masih menjanjikan?
Masih menjanjikan, 250 juta orang, menjanjikan dong.

Dari pengusaha sendiri untuk bersaing di pasar ekspor apa yang dilakukan?
Kita tetap membuat network yang banyak, new product, new customer itu terus tiap hari.

Sritex ekspor ke 100 negara berarti produknya diterima asing? mereka menilainya bagaimana?
Kita karena sudah masuk internasional standard. Jadi dia bisa menerima dengan baik. Jadi tidak diragukan karena semua teknologi sudah terbaik semua di Sritex itu teknologi terakhir semua di tekstil ini dan human resource-nya juga disiplin di Sritex.

Dolar AS sudah stabil rupiah sudah menguat. Tapi sebelumnya kan tertekan, pengaruhnya gimana?
Kita malah positif karena ekspornya lebih besar.

Keuntungannya gimana?
Ya pendapatan rupiahnya lebih.

Hitung-hitungan ke peningkatan pendapatan?
Itu mungkin ada hitung hitungannya ya tapi saya nggak pegang langsung.

Pemerintah kan meminta pengusaha bawa pulang devisa hasil ekspor?
Devisa saya di dalam negeri semua nggak ada yang di luar negeri.

Kenapa seluruh devisa Anda di dalam negeri?
Ya memang hidupnya dari sini kan. Ditaruh saja di sini. Tapi sebenarnya tergantung daripada kepentingan perusahaan perusahaan itu sendiri. Bukan berarti yang devisa di luar negeri itu juga salah, memang kalau ada yang operation di luar bagaimana, mau nggak mau.

Kalau Anda kenapa bisa devisanya di dalam negeri semua?
Karena kan manufacturing saya di Indonesia semua.

Klik selanjutnya untuk halaman berikutnya

Hide Ads