Lika-liku Nasib Pos Indonesia Berkelit dari Kematian

Lika-liku Nasib Pos Indonesia Berkelit dari Kematian

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 21 Feb 2019 14:04 WIB
Lika-liku Nasib Pos Indonesia Berkelit dari Kematian
Foto: Grandyos Zafna
DHL sudah memikirkan hal ini sejak kapan?
Saya pikir, mereka sudah memiliki radar ketika internet masuk ke ranah ini. Mereka sudah melihat surat akan hilang, tetapi kalau barang masih relevan, orang boleh kirim informasi, catatan, transkaski itu lewat internet, tapi barang ini harus dibawa oleh kurir untuk sampai dari pengirim ke penerima. Jadi origin destination masih sangat relevan, logistik itu industri yang Jerman petakan sangat baik, dan sangat fokus membangun itu. Itu salah satu Pos yang berhasil.

Yang lain adalah Jepang, Jepang itu sangat besar di atas 70% pendapatan Posnya dari bank, dari total 24.500-an lebih outlet yang dimiliki, bank itu ada di tetangganya masyarakat, dengan lisensi akhirnya kontribusi Pos Jepang itu bisa membeli utang negara 36% dari utang Jepang, ya memang mereka punya agregat. Di luar itu hampir semua industri Pos strugling, fight, AS lebih parah, di Inggris pun harus split akhirnya yang komersial dengan yang yang universal serice-nya mereka split.

Ketika distruption mulai terjadi ,sejak internet masuk, negara yang relatif memiliki alert cukup tinggi akan ada perubahan. Jauh hari mereka menyiapkan kesehatan posnya, contoh misalnya Pos Australia disuntik tidak kurang US$ 2 miliar untuk menyehatkan Pos Australinya ini, pemerintahnya langsung inervensi, disiapkan untuk bertransformasi, Pos Malaysia juga sama, begitu juga Pos China, Korea, bahkan Korea.

Kalau Pos Indonesia?
Kita memandang dari sisi prioritas, barangkali pemerintah memandang bahwa Pos itu bukan prioritas besar untuk konteks pembangunan Indonesia, dengan jumlah pendapatan negara yang relatif tidak terlalu besar maka prioritas harus dipilih dong, kenapa pendidikan menjadi prioritas paling besar, infrastruktur, bayangkan kalau kita ada pada posisi administrasi negara, maka dengan uang segini mana yang harus saya prioritaskan, maka yang high impact kan, Pos mungkin dilihat tidak yang high impact, kenapa? semua BUMN yang mengerjakan PSO itu hampir memegang monopoli, coba lihat PLN, paling tidak distribusinya siapa, monopoli bukan dalam regulasi, tapi bisa juga by default, siapa yang mau investasi dengan distribusi listrik yang sedemikian masif. Railway (KAI), kemudian Pertamina contohnya.

Nah, Pos ada, tapi menjadi irelevan karena monopoli yang dipegang Pos hanya distribusi perangko, siapa yang butuh perangko sekarang kecuali vilatelis. Kembali pada kurir itu disrupsi sangat signifikan, karena surat yang tadinya andalan, inikan decline, apakah tergantikan elektronik, messenger, yang akibatnya ini menjadi kecil. Jadi letter turun tapi ada berkah, ketika tahun 2012 Indonesia mulai mengerti kebutuhan ecommerce banyak industri yang menyiapkan diri menjadi kurir untuk barang bukan surat, tahun itu yang belum nampak, cuma mulai 2013-2014 ecommerce dengan beberapa marketplace membuat kebutuhan pengiriman barang menjadi signifikan, Pos juga mengalami pertumbuhan cuma tidak sebesar yang kita inginkan karena keterbatasan infrastruktur dan teknologi.

Belum lagi perubahan pola bisnis, pola bisnis yang tadinya kantor Pos yang melayani pabrik, dengan muncul ecommerce, banyak seller online, mereka tidak praktis bawa barang ke kantor Pos kemudian dilayani untuk pengirimanan, mereka minta dijemput.

Di situ PT Pos gagap merespon fenomena?
Betul. Karena kita tidak dipungkiri kita itu lahir dari pendidikan sangat berorientasi kepada public service, dulukan Pak Pos itu PNS, bahkan sekarang juga kita fight bagaimana para pensiunan mendapatkan setara dengan pensiunan PNS, karena memang kita mewarisi itu semua. Sehingga tentu kita tidak dilahirkan sebagai entrepreneur, sementara konteks ecommerce adalah bukan konsumer yang walkin (jalan) ke kita, harus kita yang walkin (jalan) ke konsumer, kita yang jemput bola, kegagapan itu terjadi.

Nah dalam menghadapi kegagapan itu tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis kita suffering, kita berada dalam challenge yang luar biasa, kegagapan ini tadi membuat kita agile di dalam berubah.

Kalau kita masih bertahan sampai hari ini banyak hal yang dilakukan, efisiensi cost production, bertahan tapi kita tetap transfrom, karena kalau bertahan tanpa transform akan mati pada akhirnya.

Saya sampaikan tugas berat Pos sekarang bagaimana berkelit dari kematian ini, karena kematian sudah di depan mata. But, bagaimana kita bisa escape, tentu dengan super ketat di cost manajemen itu masih mampu membuat kita bertahan, tapi dengan itu saja tidak selesai, karena kita sendiri harus bertransformasi.

Nah dalam proses transformasi ini, transformasi itu menimbulkan pain-nya, bahkan saya sendiri melakukan sebagai subject juga harus berhadapan dengan pain yang luar biasa, karena biasanya saya sudah relatif menggunakan waktu semacam balancing, antara personal life dengan profesional life ini menjadi relatif bisa balanced, tetapi ketika masuk dunia yang memang harus escape dari death ini maka nggak ada lagi yang namanya life balance, ya think is about work, itu kan pain juga buat saya, buat keluarga, buat orang yang berada di sekitar saya, yang dikit-dikit disapa, diajak ngobrol. Kesempatan meng-coach ke anak muda juga menjadi berkurang, ini baik buat saya yang melakukan transformasi ini maupun apalagi teman-teman yang sudah biasa harus melakukan extraordinary itu pain.

Pain ini tidak semua orang bisa terima, ini bukan pain yang dibuat-buat. Kadang-kadang dibutuhkan banyak model pendekatan untuk membuat kita semua bangun, hey wake up, kalau kita tidak melakukan perbaikan untuk diri kita sendiri, maka kue kita diambil orang dan kita tidak bisa berbuat apa-apa, dan faktanya memang seperti itu sekarang.

Bayangkan yang membedakan kurir kita dengan yang di luar sana, kurir di luar sana kan pengantarnya sudah mitra dari perusahaan, apa yang dilakukan Grab, Go-Jek, kalau mereka nggak kerja, nggak jalan, nggak kejar kostumer mereka nggak dapat duit.

Kalau Pos karena masih pegawai tetap?
Karena masih pegawai tetap masih berbeda, ini membutuhkan ketika kita mengubah dengan tanpa persiapan menjadi yang sangat faithfull

Hide Ads