Perlu diketahui sebetulnya biaya haji itu Rp 72 juta per jamaah, sementara yang dibayar itu hanya Rp 35 juta. Jadi yang dicari itu adalah selisihnya tadi itu. Kalau Rp 35 juta ada, Rp 25 juta dan Rp 10 juta per jamaah itu setoran lunas. Tapi yang dicari itu adalah selisihnya tadi itu, antara Rp 72 juta dan Rp 35 juta.
Untuk mensubsidinya?
Ya pokoknya untuk selisihnya lah. Selisih itu berasal dari di dalam pengembangan-pengembangan yang bersangkutan dan pengembangan dari jamaah Haji yang menunggu.
Pak Jokowi bilang, pemerintah nanti akan pikirkan nanti caranya bagaimana cari dananya. Tapi karena ini musim kampanye, akhirnya kan larinya ke politik, kubu sebelah bilang, 'tuh benarkan dana haji itu selama ini memang dipakai buat infrastruktur, buktinya baru ada tambahan 10.000 saja kelimpungan, katanya duitnya nggak ada nih?'
Saya kembali lagi yang dicari tadi adalah selisihnya asli itu kan sebetulnya sudah dihitung ya berapa dana yang bisa dicari yang sumbernya dari untuk memenuhi kebutuhan selisih antara 72 dan 35 tadi itu.
Nah itu sebetulnya sudah diperhitungkan dalam BPIH yang sebelumnya induk gitu berapa seni kebutuhan untuk BPIH yang sudah direncanakan sejak awal itu 210.000 Itu jamaah. Nah tambahan ini kan muncul kemudian ketika sumber manfaat sudah dialokasikan jadi untuk menambah selisih dari 10.000 kali tadi ya, selisih antara harga real cost dan harga yang di bayarkan, itulah yang harus dicarikan sumbernya. Ya sumbernya, kembali dari nilai manfaat dan efisiensi, maupun dari sumber-sumber lain yang sah itu.
Mungkin bisa dijelasin, orang setor dana haji kan lewat Kementerian Agama, tapi belakangnya ada namanya BPKH yang dipimpin Anda, sebetulnya duit haji setelah di Kemenag terus diserahkan ke Anda untuk dikelola, atau seperti apa?
Sejak dulu sebetulnya sama polanya yaitu adalah dibayarkan melalui bank syariah. BPS BPIH, namanya Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Dulu, wakil dari jamaah haji adalah Kementerian Agama sekarang wakilnya jamaah haji itulah BPKH. Sama banknya, cuma sekarang banknya tambah 32 Dulunya yang ada 15 itu. Ya sama aja jadi uangnya tidak pernah ada di rekeningnya Kementerian Agama atau rekeningnya BPKH, tapi rekeningnya BPKH di BPS BPIH tersebut.
Jadi uangnya itu disetorkan melalui bank tersebut, kemudian sebagian dikembangkan melalui bank, sebagian lagi dikembangkan untuk melalui investasi syariah.
Kalau dikaitkan dengan tudingan bahwa dana haji itu dipakai untuk infrastruktur di dalam negeri, penjelasannya seperti apa? kan bapak tempo hari sempat menyebut nggak ada 1 sen pun untuk infrastruktur?
Realnya adalah 50%, dan sampai saat ini 50% disimpan dalam bentuk deposito 50% lagi disimpan dalam bentuk investasi khususnya investasi surat berharga Syariah negara dan korporasi. Ini tidak, atau belum ada investasi yang dilakukan secara langsung baik itu infrastruktur, maupun proyek yang lain, belum ada sampai sekarang, itu.
Dan prioritas kita tuh bukan investasi dalam negeri tapi investasi yang terkait dengan perhajian dalam bentuk investasi jangka panjang untuk membangun hotel, atau bersama dengan orang Arab Saudi. Kemudian bisa juga membangun pabrik katering, ataupun juga pembiayaan untuk transportasi. Transportasi darat maupun udara, itu yang terkait dengan jamaah haji itu adalah investasi langsung yang kita prioritaskan.
Tapi itu baru akan sudah dilakukan?
Sudah dijajaki yang dengan di Arab Saudi, juga dengan pembiayaan lewat bank juga sudah ada sekarang ini.
Yang masih jadi pertanyaan misalnya ketika mau investasi di infrastruktur di luar, termasuk di Arab Saudi, apakah nantinya itu kita akan punya misalnya hotel sendiri, transportasinya kita jemaah haji punya bus sendiri, perusahaan katering sendiri. Atau bagaimana?
Ya mimpinya kita ingin punya sendiri dan dimanfaatkan untuk jamaah haji, khususnya Indonesia. Tetapi di Arab Saudi khususnya di Mekah-Madinah itu tidak boleh investasi langsung, tidak boleh ada orang asing memiliki aset di sana.
Jadi emang kalau investasi di Arab Saudi itu harus bersama dengan perusahaan atau warga negara Arab Saudi itu. Nah itu yang sekarang sedang tidak jajaki khususnya untuk beberapa investasi terkait dengan pelayanan ibadah haji di Arab Saudi.
Dengan nanti kita punya investasi dengan perusahaan sendiri itu ada yang bilang, mudah-mudahan ongkos haji nggak akan segede sekarang. Itu dimungkinkan nggak Pak?
Tergantung ya, biaya haji itu tergantung kepada beberapa faktor. Faktor pertama itulah kebijakan, di Arab Saudi itu hotel itu range-nya bisa 10.000 real per satu musim, yang 2.000 real juga ada. Itu kan soal pilihan, pilihan kebijakan.
Kalau mau yang lokasi itu 7 kilometer dari Masjidil Haram, ya murah. Kalau lokasinya dekat Masjidil Haram ya mahal. Jadi itu soal pilihan. Sama juga dengan bus, bus yang bus sekolah juga ada, tapi bus yang bagus bisa buat tidur juga ada. Jadi itu pilihan. Sama juga dengan makanan, makanan ada yang 30 real per jamaah ada, yang 10 real juga ada. Jadi itu soal pilihan, soal kebijakan, nah kebijakan itu diambil sama Kementerian Agama.
Kita selalu membandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, katanya kan pengelolaan dana hajinya sudah maju, kita entah sejak kapan sudah melakukan studi banding, tapi kok realisasi dari hasil studi banding itu nggak ada. Kalau bapak bilang ada range yang murah dan mahal, yang kita bayangkan kan ongkos haji murah, tapi fasilitas seperti Malaysia. Itu dimungkinkan nggak?
Ya tentu ada hukumnya ya, hukumnya itu kalau mau service bagus, dekat, ya memang harganya jadi mahal. Kan begitu. Jadi pilihan kita itu, tadi yang saya katakan, pilihan-pilihan itu sangat tergantung pada kebijakan dari Kementerian Agama dan juga dari Arab Saudi.
Contohnya sekarang itu tidak boleh makan itu di luar, jadi harus disupply supaya sehat, halal, toyib. Jadi itu kan lebih mahal. Kemudian di Madinah itu sekarang kebijakannya mengarah pada satu musim blok time, jadi kan mahal. Ini pilihan-pilihan yang harus diambil sebetulnya. Kalau Inflasi di Arab Saudi itu hanya 1-2% saja sebetulnya, tapi pilihan-pilihan tersebut lah yang membuat harga naik atau harga turun.
Bisa nggak harga turun, ya bisa kalau mau tempuh jaraknya jauh ya lebih murah. Kalau busnya, bus sekolah juga murah. Kalau makanannya 10 real per jamaah juga ada. Jadi itu semua pilihan-pilihan kebijakan yang diambil.