Hingga saat ini, utang Waskita tercatat sudah mencapai Rp 103 triliun. Bagaimana penjelasan Waskita soal posisi utang tersebut?
Pertama-tama saya harus jelaskan dulu soal utang itu. Karena yang menjadi isu dan selalu beda pendapat adalah utang menurut kita dengan utang menurut mereka, baik pengamat maupun moodys atau lembaga rating internasional.
Pertama adalah utang interest bearing debt (IBD).
Apa itu utang IBD?
Kalau utang interest bearing debt kita sampai dengan semester I Juni, itu hanya Rp 77,2 triliun. Jadi Rp 77,2 triliun ini adalah interest bearing debt, yaitu utang yang mengandung porsi bunga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas apa beda utang IBD dengan yang dilaporkan oleh Kementerian BUMN kepada DPR?
Sementara kalau kita lihat yang sering di-statement oleh orang lain atau dari rating internasional itu lebih kepada total, total utang kita, Rp 103,72 triliun.
Apa saja isinya? Isinya itu ada utang usaha, utang pajak, kemudian ada utang bank. Itu sudah campuran di sini. Inilah yang kadang kita beda persepsi dengan angka.
Kenapa posisi utang itu perlu dibedakan?
Kalau menggunakan standar utang Rp 103,72 triliun, itu kan ada utang usaha. Harusnya ini (piutang usaha) dijadikan sebagai pedoman atau pengurang, piutang kita. Kemudian kita punya juga piutang bruto Rp 32 triliun.
Kenapa saya bilang begitu? Utang yang timbul yang tadi total liabilities total utang itu, adalah akibat dari proyek yang kita kerjakan secara turnkey (pembayaran proyek yang dilakukan saat proyek selesai dikerjakan). Dan yang kita kerjakan secara konvensional.
Kan kita kerjakan dulu sehingga belum dibayar. Kan itu jadi utang (kepada sub kontraktor pelaksana proyek). Padahal kita punya tagihan juga (piutang dari investor pemberi proyek), harusnya kan dikomparasikan ke sana (dibandingkan antara utang ke sub kontraktor dengan piutang dari pemberi proyek).
Nah yang menurut saya tidak adil adalah, ketika pengamat utang kita Rp 103 triliun itu compare ke equity menjadi tinggi, itu selalu kita menyebutnya unbalancing.
Karena tidak memperhitungkan tadi, utang usahanya dihitung, tapi piutangnya tidak dihitung.
Dengan acuan IBD tadi, maka berapa utang yang sebenarnya jadi tanggungan Waskita?
Saat ini piutang kita ini kan Rp 36 triliun, kemudian kita ada aset (lancar lain) Rp 22 triliun. Atau bicara cash Rp 10 triliun, cash ini kan pengurang. Rp 10 triliun ditambah Rp 36 triliun, berarti kan Rp 46 triliun.
Rp 103 triliun dikurang Rp 46 triliun berapa? Kan cuma 50-an, lebih rendah lagi kan.
Jadi Rp 103 triliun dikurangi Rp 46 triliun itu cuma ketemu Rp 54 triliun, jauh di bawah total interest bearing debt (IBD).
Dengan perhitungan tersebut, berarti utang Waskita masih aman?
Sangat Aman
Apa Waskita bisa melunasi utang-utangnya?
Sangat bisa, sangat bisa. Jadi kalau kita menghitung debt equity yang IBD Rp 77,2 triliun, ini ada 2,68 kali (rasio utangnya), ini lebih tinggi. Jadi kalau mau fair, pakai saja 2,68 kali, 77,2 plus 28 IBD. Ini tinggi benar, karena proyek kita turnkey (pembayaran proyek yang dilakukan saat proyek selesai dikerjakan).
Besok kalau tol Sumatera cair Rp 13 triliun, kemudian Japek Elevated cair Rp 4,5 trilun, Kunciran-Parigi cair Rp 2 triliun, terus Cinere-Serpong Rp2,7 triliun, itu ada Rp 22 triliun. Belum yang lainnya, belum dana talangan tanah Rp 2 triliun.
Ini saja baru yang gede proyeknya, belum yang kecil. Ini sudah Rp 22 triliun, kita akan terima sampai Desember 2019 ini, belum yang kecil-kecil kan masih ada, seperti Cilincing-Tanjung Priok meski bukan turnkey.
Kalau kita bicara utang usaha Rp 13,6 triliun, ini kan masih bisa dicover oleh jumlah tagihan kita. Belum yang lain.
Jadi utang ke sub-kontraktor bisa dibayarkan dengan pendapatan dari owner atau pemilik proyek?
Iya, penerimaan termin-termin ini, ada pembayaran cash, ada piutang, ada piutang bruto yang begitu proyek selesai akan dikuitansikan dan ditagihkan. Jadi sangat aman, tak ada isu. Even utang bank juga bisa kita selesaikan, hanya saja ini belum masuk kita bicara penjualan tol, masih murni operasional. Nah ini juga kita masih bisa cover.
Karena kebanyakan dari bank ini pinjaman jangka panjang. Karena untuk kredit investasi di tol. Jadi nggak perlu dilunasi sekarang itu. Nanti setelah periodenya, misalkan tahun ke-7, tahun ke-10.
Apa buktinya kalau keuangan Waskita masih baik dan tidak 'berdarah-darah'?
Sebenarnya dibanding yang lain sebetulnya kita tak ada isu tentang pembiayaan. Kenapa? Kalau kami bermasalah, sebetulnya bank tak akan kasih pinjaman, itu saja sebenarnya. Karena mitigasi risiko yang paling ketat di perusahaan Indonesia itu adalah perbankan. Kami dengan sejumlah pinjaman sampai dengan Rp 77 triliun itu sudah menggambarkan. Dan kita saja mau dikasih pinjaman lagi oleh BNI ini Rp 1 triliun.
Boleh dijabarkan utang berbunga Waskita Rp 77,19 triliun terdiri dari utang apa saja?
Isinya pinjaman bank, obligasi, utang bank, utang jangka pendek dan jangka panjang. Utang jangka pendek bank itu misalnya utang bank yang durasinya satu tahun. Kalau utang bank jangka panjang itu kredit investasi yang tadi tol itu. Kemudian obligasi 3-5 tahun itu masuknya jangka panjang.
Jadi kalau mau dipecah sebetulnya jangka pendeknya lebih kecil dibanding jangka panjang. Artinya lebih banyak utang bank kita itu durasinya jangka panjang.
Kalau dibandingkan dengan total aset dan equity Waskita masih dalam status aman?
Masih tercover, masih aman sebetulnya, tak ada isu.
Tapi DPR menyebut BUMN berdarah-darah karena utangnya bengkak?
Karena yang dilihat Rp 103 triliun ini. Dan kenapa dibilang membengkak, ini dari 2014 sebagai contoh. Utang tahun 2014 Rp 9,7 trilun terus membengkak menjadi Rp 103, ini ada salah satu media yang menulis. Ya kalau perusahaan besar harus begitu.
Bisa dilihat, aset kita dulu hanya Rp 12 triliun, sekarang? Rp 132 triliun. 77,5% itu pertumbuhan asetnya. Terus ekuitas kita, tahun 2014 hanya Rp 2 triliun, sekarang Rp 28 triliun, ya membengkak. Tapi kan semua juga membengkak, ya usaha harus seperti itu. Kalau mau aman ya segitu.
Artinya kenaikan utang berkaitan dengan kenaikan investasi yang dilakukan?
Bagaimana utang mau kecil kalau investasinya jalan tol? Perusahaan yang maju kan harus begini. Jadi nggak usah takut terjadinya pembengkakan utang, nggak perlu.
Yang penting ini bisa dicover dengan aset kita. Yang dalam bentuk piutang, cash, saya belum bicara aset yang lain. Masih ada aset tol kita yang belum dihitung. Investment kita Rp 70 triliun, intangible aset (aset tak berwujud) kita Rp 40 trliun. Tol kita ini ada 47, kalau ini kita jual semua selesai. Kan gitu gampangnya.
Nah mudahnya current ratio aset kita Rp 132 triliun itu bisa mengcover seluruh utang kita yang Rp 103 triliun.
Taruh saja fix asset kita dikurangi Rp 7 triliun, tinggal Rp 125 triliun, masih bisa mengcover (utang) Rp 103 triliun.
Dengan kata lain asetnya Waskita sendiri lebih besar dari pada utang?
Yes, that's right. Jadi selama ini yang dilihat komparasinya selalu di bawah, total liabilities selalu dengan equity. Ini nggak apple to apple karena total liabilities ini sebetulnya masih ada uang yang mau kita terima. Ini saja 3 komponen. Jadi relatif aman, tak ada isu.